Manokwari – Ijtima Nasional MKAI tahun ini akan mencetak sejarah baru. Dimana untuk pertama kalinya perwakilan Khuddam Papua Barat akan berpartisipasi dalam pertemuan tahunan tersebut.
Jarak yang cukup jauh menjadi kendala tersendiri bagi penduduk wilayah timur Indonesia. Perlu persiapan yang matang untuk bisa hadir mengikuti Ijtima Nasional MKAI yang notabenenya biasa diadakan di pulau Jawa.
“Bagi anggota Khuddam di Papua Barat, ini seolah menjadi tantangan tersendiri. Selain masalah anggaran, waktu dan akomodasi juga mempengaruhi,” ujar Mubalig JAI Daerah Papua Barat, Maulana Rakeeman, kepada Warta Ahmadiyah, Rabu (7/9).
Pengurus Daerah JAI Papua Barat melaksanakan rapat teknis keberangkatan tersebut pada Selasa (6/9) malam. Rencananya 4 Khuddam dari provinsi itu akan ikut serta dalam Ijtima Nasional MKAI 2022, salah satunya adalah OAP (Orang Asli Papua).
Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Sadr MKAI, Mubarak Ahmad Kamil, saat melakukan kunjungan dinas ke Papua Barat pada bulan Maret lalu, “Upayakan ada khudam terutama orang Asli Papua (OAP) yang bisa hadir ke acara Ijtima”.
Mubalig JAI Daerah Papua Barat menyampaikan, keempat Khuddam tersebut akan berangkat menggunakan kapal laut. Total waktu yang akan ditempuh rombongan selama 25 hari.
“Karena menggunakan moda transportasi laut, maka sesuai jadwal kapal PELNI dari Kota Sorong ke Tanjung Priok, ada yang tanggal 11 September 2022, yaitu KM. Gunung Dempo. Dan baru tiba kembali di Kota Sorong pada 5 Oktober 2022,” ujarnya.
Lebih lanjut Maulana Rakeeman menyebutkan, meskipun menempuh perjalanan yang cukup lama dan juga perisapan yang tidak mudah, Khuddam yang akan berangkat memiliki semangat yang tinggi untuk bisa mengikuti Ijtima Nasional MKAI tahun ini.
“Ini akan menjadi sejarah baru bagi Papua Barat, khususnya organisasi/badan Khuddam (MKAI). Meskipun harus melewati aneka kesulitan, mereka memiliki semangat untuk hadir dalam Ijtima. Ini karena Khuddam Papua Barat juga merasa sebagai bagian dari Khuddam di Indonesia,” pungkasnya.