Depok – Dalam rangka meningkatkan kapasitas pemimpin muda dalam mengelola keberagaman di Indonesia, Jaringan Gusdurian mengadakan workshop dengan tema, “Peningkatan Kapasitas Pemimpin Muda dalam Pengelolaan Keberagaman.” Workshop ini diadakan pada 28-30 Juni 2022 di Wisma Makara UI. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemimpin muda dalam mengelola keberagaman di lingkungan masing-masing.
“Kami ingin meningkatkan kapasitas pemimpin muda dalam pengelolaan keberagaman. Kapasitas tersebut misalnya dalam peningkatan kesadaran tentang pentingnya keberagaman di Indonesia, kedua pengelolaan keberagaman itu sendiri bagaimana mereka supaya jadi pemimpin muda yang inklusif yang sadar keberagaman dan juga bisa menjadi penggerak di lingkungan masing-masing. Jadi bukan hanya sadar, tapi juga menggerakan karena itu adalah kunci kita bersama-sama hidup di Indonesia. Jadi kita tidak hanya menerima, take it for granted, keberagaman itu sendiri sebagai semacam takdir kita sebagai orang Indonesia yang beragam latar belakangnya, tapi juga bagaimana memelihara, melestarikan penghargaan kepada yang lain, yang berbeda,” kata Nurun Nisa, selaku project officer workshop ini.
Peserta yang hadir dalam workshop ini terbagi menjadi dua unsur, yaitu penggerak gusdurian dan peserta yang memiliki concern terkait dialog antaragama yang berasal dari berbagai organisasi keagamaan, mahasiswa, dan pers mahasiswa yang juga berasal dari berbagai daerah, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Selama tiga hari, peserta belajar mengenai perspektif atas keberagaman, scenario thinking, analisis sosial dengan menggunakan iceberg analysis dan u-theory, hak konstitusional dalam isu keberagaman, nilai universal agama, dan kapasitas pemimpin keberagaman. Selain itu, peserta juga diminta untuk belajar mendengarkan dan menampilkan social presencing theater terkait penolakan pembangunan rumah ibadah.
“Kesan saya dalam mengikuti acara ini ngeliatnya kaya wah banget ya, melihatnya Indonesia sangat amat beragam yang indah banget. Bertemu teman-teman yang memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi gitu dan kita jadi tau juga teman dari masing-masing daerah yang mengenali Ahmadiyah dari setiap daerahnya itu dan memberikan cerita yang sangat baik dan menarik tentang Ahmadiyah di daerahnya. Kita juga jadi tau setiap perbedaan itu dan setiap diskusi juga membuat semakin kenal sama lain dengan teman-teman gusdurian lainnya.Terakhir, di acara workshop ini juga banyak sekali ilmu yang kita dapatkan dalam tiga hari itu,” ujar Jehan, salah satu peserta workshop dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Setelah mengikuti workshop ini, peserta diharapkan dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang telah diajarkan dan bisa menjadi penggerak di lingkungan masing-masing.
“Tentu saja kami berharap bahwa apa yang kami sampaikan, apa yang temen-temen juga bagi di tempat ini bisa terinternalisasi, nilai-nilai yang kami sampaikan dan yang temen-temen (peserta) sampaikan dibagi kepada sesama juga bisa terinternalisasi kepada masing-masing. Bisa menjadi bagian yang meningkatkan kesadaran mereka, kesadaran temen-temen peserta, dan pada akhirnya dengan kesadaran itu, temen-temen bisa menjadi tadi pemelihara, pelestari, dan penggerak di lingkungan masing-masing,” kata Nurun Nisa.
Kontributor : Ansar Ahmad