Sahur keliling dihadiri oleh Ibu Dra. Shinta Nuriyah Wahid, M.Hum.. Bu Shinta adalah istri dari Presiden keempat RI Abdurrahman “Gus Dur” Wahid.
JAM dinding di masjid Al-Hidayah Kebayoran Lama Selatan sudah menunjukkan pukul duabelas lebih tigapuluh menit, namun beberapa mata sudah ada yang terjaga. Imas Kartini, Rita Farida Martakoesoemah, Jihan Syaffina Lolowang, dan Fatma Rahmatunnisa sudah pada bangun.
Imas, Rita, Jihan, dan Fatma adalah warga muslim perempuan Ahmadiyah di Kebayoran. Mereka pengurus Lajnah Imaillah (LI) Cabang Kebayoran. LI adalah sebuah organisasi badan perempuan dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Senin dini hari itu, tanggal 14 Juli 2014, Imas dan kawan-kawan akan berangkat menuju acara sahur keliling di Kelenteng Hok Tek Bio di kampung Kaum, desa Karang Asem, kecamatan Citeureup, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat.
Keberangkatan para pengurus Lajnah Imaillah dari Kebayoran ini mewakili kepengurusan daerah di DKI Jakarta.
Sahur keliling dihadiri oleh Ibu Dra. Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, M.Hum.. Bu Shinta adalah istri dari Presiden keempat RI Abdurrahman “Gus Dur” Wahid.
Acara sahur ini merupakan kerja bareng Perempuan Khonghocu Indonesia (PERKHIN) Citeureup dengan Yayasan Puan Amal Hayati pimpinan Ibu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. PERKHIN adalah organisasi badan perempuan dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Citeureup.
Lajnah Imaillah Indonesia Pusat yang berkoordinasi dengan wilayah DKI Jakarta turut sebagai backup dan partisipan di dalam menyediakan tigaratus bungkus hidangan siap saji makan sahur.
_
DARI Kebayoran Lama menuju Citeureup, rombongan Imas dan kawan-kawan transit di minimarket “7 Eleven” bilangan KKO Marinir Cilandak. Mereka janjian dengan satu rombongan perwakilan para Pengurus Pusat LI (PPLI). Mereka berangkat dari Jagakarsa, satu mobil yang di dalamnya ada empat orang perwakilan PPLI.
Sekira pukul 01.30-lebih, saat satu mobil rombongan PPLI sudah datang, maka kedua rombongan langsung menuju Citeureup lewat tol Jagorawi.
Kurang dari pukul 02.30, dua mobil rombongan sudah sampai di kelenteng Hok Tek Bio. Masih ada waktu untuk menunggu kedatangan Ibu Shinta.
Sahur bareng dihadiri masyarakat sekitar Kampung Kaum. Masyarakat setempat yang hadir adalah tukang becak, pemulung, dan anak yatim piatu. Mereka ingin bertatap muka serta berdialog langsung dengan Sinta Nuryah saat sahur dimulai.
Ibu Shinta Nuriyah Wahid beserta rombongan datang tepat pada pukul 02.50. Ibu Shinta didampingi putri bungsunya Inayah Wahid beserta beberapa petugas pengawal berbadan tegap dan sigap.
Sebelum memasuki depan pintu gerbang kelenteng, rombongan Ibu Shinta disambut penuh sukacita oleh tetabuhan yang mengiringi tarian barongsai Majelis Konghucu Indonesia Citeureup. Masuk ke dalam kelenteng irama musik dan nyanyian selawat puji sanjung kepada Nabi Muhammad saw. dari kelompok marawis Majelis At-Taufiq Kampung Kaum pimpinan ustadz Alit Taufiq tidak kalah semarak.
Selain kesemarakan sahur di Citeureup (Bogor), acara sahur keliling juga dilakukan Makhin Tegal (3 Juli 2014) dan juga dilakukan satu sesepuh Khonghucu di Cikarang (15 Juli 2014) tepatnya di P.T. Citra Makmur Mandiri.
Tema Sahur Keliling 2014 adalah “Dengan berpuasa kita bangun keluhuran budi bangsa.”
Rupanya kegiatan sahur bersama–juga buka bersama–sudah menjadi agenda rutin Perkhin Pusat. menurut Gianti Setiawan ketua Perkhin Matakin, kegiatan sahur maupun buka puasa bersama telah dilakukan selama 14 tahun, karena menurutnya kegiatan buka dan sahur puasa dilakukan dari Makin ke Makin di seluruh tanah air Indonesia secara bergilir. Jika tidak ada alar melintang untuk tahun depan giliran Matakin Manado sebagai penyelenggara buka puasa bersama, sebagaimana dilansir pengurus Perkhin.
Ibu Shinta Wahid memaparkan, untuk sahur bersama sangat jarang dilakukan. “Kegiatan sahur bersama memang menjadi pilihan, selain itu sahur merupakan suatu kegiatan yang sangat mulia yaitu mengajak umat untuk berpuasa,” ungkapnya.
“Kegiatan sahur keliling yang saya lakukan di bulan Ramadhan merupakan kegiatan rutin sejak dari istana negara, gagasan ini, saya didukung oleh Almarhum Gus Dur. Karena, bagi saya, perempuan juga harus ikut berperan aktif dalam memajukan bangsa Indonesia. Maka dari itu, kegiatan ini saya lakukan, karena saya ingin menjadi perempuan yang berguna untuk bangsa Indonesia,” kata Ibu Shinta.
Ibu Shinta mengaku sangat bahagia dapat bertemu dengan masyarakat baik warga keturunan Tionghoa maupun masyarakat lainnya. Dia merasa sangat senang dengan kerukunan umat beragama di Citeuruep, Bogor, yang tidak membeda-bedakan suku, agama, dan ras.
Terjadi acara tanya jawab dengan hadirin. Di antaranya adalah dengan Triyono, pengemudi becak berumur 46 tahun, satu isteri, dan dua anak. Ibu Shinta antara lain bertanya kepada Triyono apa harapan untuk presiden RI yang baru. Triyono hanya menjawab, semoga ada perubahan [yang baik] di bidang ekonomi.
Sahur bersama usai pada beberapa menit sebelum waktu shalat subuh tiba. Sekira kurang dari pukul 04.30, Ibu Shinta yang didampingi putri bungsunya Inayah Wahid pun pamit dan pulang ke Ciganjur, Jakarta Selatan. Kepulangan rombongan dilepas oleh iringan musik dan nyanyian selawat di dalam kelenteng serta tarian barongsai di luar gerbang dekat di mana mobil yang mengantar Ibu Shinta berada.
Sahur bersama ini, turut dihadiri pula oleh perwakilan muspika Citeureup dari Kapolsek AKP Imron Ermawan dan Danramil Kapten TNI-AD Iwan Pramono memberikan sambutannya masing-masing sebelum Ibu Shinta menyampaikan sapaan dan ceramahnya.[]
JIHAN/IK/DMX/PERKHIN/WA