MANOKWARI – Ruangan kamar dan teras lantai dua yang didominasi oleh material kayu itu dipadati oleh hadirin. Kaum lelaki (Anshar, Khudam, Athfal dan Abna) duduk di ruang kamar, sedangkan kaum perempuan di teras depan kamar. Dari sana lautan lepas luas terhampar. Gelombangnya yang sedang pasang mengalunkan irama yang khas, sambung-menyambung tiada henti.
Sesuai agenda, peringatan Siratun Nabi saw Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Cabang Manokwari Daerah Papua Barat diselenggarakan pada Sabtu (31/10) sore usai shalat Ashar berjemaah hingga Maghrib. Rumah Amir Daerah Papua Barat menjadi lokasi acara. Yang bertindak sebagai pemimpin acara adalah Ketua JAI Manokwari, Bapak Lukman Latiu, SH.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surah Ad-Duha yang dibacakan oleh Iqsan Ahmad Karim, Muhasib JAI Manokwari. Sedangan qashidah “Puji Sanjung” (Ya Rabbi) dibawakan oleh trio Ananda Taheera Tova Jumaan (Tova), Nabila Vanessa Umella (Nessa) dan Cantika Nur Umela Ramadhani (Tika).
Setelah itu doa pembuka oleh Mubalig Daerah Papua Barat Rakeeman R.A.M. Jumaan, dan dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan. Sekretaris Ta’lim merangkap Sekratis Tarbiyat Bapak La Ode Mutiali.
“Terimakasih atas kehadiran Bapak-Ibu dalam acara ini,” ungkapnya.
Ketua JAI Manokwari Bapak Lukman Latiu dalam sambutannya berharap agar hadirin dapat menyerap ilmu dari acara ini.
“Nanti Pak Mubalig akan menerangkan perbedaan antara Maulid dengan Siratun Nabi dari sudut pandang tertentu,” kata alumnus Sekolah Tinggi Hukum (STH) Manokwari itu.
Selama 30 menit, Bapak Mubalig Daerah menyampaikan ceramah terkait tema Siratun-Nabi.
“Apakah reaksi Bapak-Ibu, bila Nabi Muhammad saw hadir dalam acara kita ini? Apakah kaget, terkesima, atau malah pingsan saking gembiranya?” kata bapak Rakeeman.
Sebelumnya, sebagai mukadimah juga Mubalig Daerah telah melontarkan pertanyaan repetitif mengenai usia Nabi Muhammad saw.
“Hingga hari ini, berapakah usia Nabi Muhammad saw? Bila dihitung dari Hijrah dan tahun diangkatnya beliau sebagai Utusan Tuhan,” papar mantan dosen Ilmu Perbandingan Agama & Bahasa Ibrani di Jamiah Ahmadiyah Indonesia Bogor (2005-2017) tersebut.
Nubuatan Nabi Muhammad saw pun disampaikan dalam bahasa aslinya, Ibrani. Di antaranya dari Kitab Ulangan 18:18 dan Ulangan 33:2. Tidak lupa, mengutip statemen dari Ilmuwan-Astronom Michael H. Hart dalam buku hasil risetnya berjudul “The 100: A Ranking of the Most Influential Person in History”.
“Nabi Muhammad saw mengalahkan tokoh lainnya, termasuk Yesus dan Sidharta Gautama. Padahal Yesus sendiri adalah tuhan dari penulis sendiri. Intinya, Nabi Muhammad dapat menggabungkan keberhasilan jasmani dan rohani,” tuturnya.
Sesi tanya jawab dibuka. Beberapa pertanyaan diajukan oleh hadirin. Diantaranya terkait istilah ummi yang disematkan pada Rasulullah saw, poin dari setiap kali merayakan Siratun Nabi saw dan arti “iqra” dalam Surah al-‘Alaq. Semua pertanyaan tersebut dijawab secara proporsional.
Tepat pukul 17:30 WIT acara pun diakhiri dengan doa penutup. Doa ini sekaligus sebagai doa syukur untuk Saudari Dayana Nur Umella (ghair Ahmadi) yang hadir dalam pengajian dan kebetulan baru saja diterima sebagai staf otoritas di Bandara Rendani, Manokwari.
“Nama Dayana sendiri diambil dari Miss Universe asal Puerto Riko (1993) Dayanara Torres yang pernah datang ke Jakarta,” kata Ibu Dayana yang ikut hadir dalam pengajian.
Acara Pengajian itu dihadiri oleh 32 orang, di antaranya 11 ghair-Ahmadi. Para hadirin terdiri dari Anshar (2 orang), Khudam (4), Lajnah (5), Nashirat (6), Banat (2), Abna (2). Termasuk Ketua JAI Manokwari Selatan (408) beserta istri. Sedangkan 11 orang ghair terdiri dari ibu-ibu 4 orang, pemuda/remaja (5) dan pemudi (2).
Ditulis oleh: Maulana Rakeeman R.A.M Jumaan