Warungkiara, (04/04/2020). Indonesia masih bergelut melawan virus Corona, sama halnya dengan negara lain di dunia. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19. Kasus virus Corona sebelumnya diketahui lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota Wuhan, China.
Tragedi pada akhir 2019 tersebut berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia hingga menjadi pandemi dan mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona.
Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona (COVID-19)
Pada bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai peperangan untuk menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19) yang mulai masuk di Indonesia. Tentunya dengan pertama kali masuknya virus Corona, di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak langsung terhadap perekonomian.
Semakin banyaknya jumlah orang yang terinfeksi virus Corona membuat pemerintah menerapkan berbagai himbauan untuk menjaga jarak antara masyarakat atau social distancing.
Mulai dari himbauan bekerja di rumah (work from home) bagi karyawan yang memungkinkan, meliburkan sekolah hingga membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda perekonomian di dalam negeri, tak hanya itu perekonomian secara global otomatis juga terganggu. Ekonomi mereka yang setiap harinya hanya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga, pemasukan menjadi sangat rentan karena ketika mereka tidak bekerja maka pendapatan mereka juga tidak ada.
Lain halnya, bagi mereka yang berprofesi sebagai ASN atau pegawai lembaga formal meskipun mereka tidak bekerja selama dua pekan karena bekerja dari rumah gaji mereka di awal bulan depan masih tetap utuh.
Bayangkan kalau pegawai informal, pedagang kecil dan orang yang bekerja serabutan, tentu mereka sangat rentan dengan kekurangan. Satu hari saja mereka bekerja, maka tidak ada yang dapat dimakan untuk hari itu dan esoknya.
Berdasarkan hal tersebut Jemaat Ahmadiyah Warungkiara sadar bahwa ada sesuatu yang harus dikerjakan. Karena rata-rata mata pencaharian warga di sekitar masjid adalah pedagang, Jemaat Warungkiara tergerak untuk memberikan bantuan berupa sembako sebanyak 60 paket yang dibagikan kepada anggota dan non Ahmadiyah yang membutuhkan yang ada di lingkungan sekitar Masjid Ar-Rahman Warungkiara.
Dimulai pada pukul 11.00 dan bertempat di salah satu rumah anggota, ibu-ibu lajnah bersiap untuk mengemas paket sembako yang sudah terkumpul.
Sebelum memulai pembagian sembako (bada shalat zhuhur) diawali dengan doa yang dipimpin oleh Mln. Sarmad Ahmad, setelah itu satu per satu anggota jemaat dan warga non ahmadi berdatangan untuk mengambil paket sembako.
“Saya mengucapkan berterima kasih kepada pengurus masjid di sini atas bantuan yang telah diberikan, ini sangat membantu bagi kami yang sangat membutuhkan di tengah kondisi seperti ini” Ucap Ibu Iti, salah satu warga ghair ahmadi yang mendapat bantuan.
Ibu Hj. Lilis Muchlisah, sebagai perwakilan dari Lajnah Warungkiara menuturkan “Semoga dengan adanya pemberian bantuan ini, bisa sedikit mengurangi beban saudara-saudara kita baik itu anggota jemaat maupun warga non ahmadi khususnya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Dan semoga keadaan ini cepat normal kembali, supaya kita semua bisa menjalani aktifitas seperti biasanya”.
Kontributor : Ella Naila S / Ketua LI Warungkiara