Cianjur, (5/4/2020). Pagi itu mentari tak lambat menunjukan sinarnya pada bumi, seolah menjadi penyemangat bagi umat manusia untuk bangit dari kemalasan berdiam diri di rumah, masih banyak hal yang perlu di kerjakan demi keberlangsungan hidup.
Social distracting bukan hal asing bagi telinga kita akhir-akhir ini, menyapa setiap mata dalam warta dan telinga pada audio maupun video atas informasi yang sedang buming, hingga terngiang dalam pikir kita yang erat dengan virus mamatikan atau penyakit taud.
Covid-19 seakan memaksa umat manusia untuk tersadar akan gaya hidup yang mulai tidak terarah, menghantarkan umat manusia agar lebih bersandar pada Sang Pencipta. Berbagai cara penelitian juga upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 oleh umat manusia agar terhindar dari virus tersebut dan menemukan penawarnya, menampar manusia yang gila akan dunia yang fana.
Sebagian orang dihantui dengan rasa khawatir yang membuat nyali ciut untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Sehubung dengan sifat virus ini yang dapat menyebar dengan sangat cepat, hingga tak sedikit manusia kehilangan nyawa atasnya, maka pemerintah di setiap negara ikut andil dalam pandemi ini. Salah satu upaya yang dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah adalah dengan cara lockdown, dengan harapan dapat menekan jumlah penyebaran virus yang sedang mewabah ini.
Banyak hal yang dilakukan dengan cara online, dengan berdiam diri di rumah seolah memerdekakan “kaum rebahan”. Sampai kapan kita hanya akan berdiam diri untuk menghindar dari penyakit tersebut? Produktivitas harus tetap berlangsung, jika tidak kita bisa hancur perlahan dengan kepasifan dalam hidup.
Lajnah Imaillah (Muslimah Ahmadiyah) Jabar 04 memilih untuk meninggalkan “rebahan” dan meraih “produktivitas diri”. Salah satu cara dengan melaksanakan Tarbiyat Online pada Whatsapp Grup yang berlangsung dari pagi hingga sore hari. Tarbiyat ini dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi dan wawasan Lajnah Jabar 04.
Pukul 07.00 WIB WAG I maupun WAG II Lajnah Jabar 04 mulai bergeming pada gendang telinga saling bersautan untuk mengisi absensi pada kegiatan Tarbiyat Online yang bertema “Melalui Tarbiyat Online Mempererat Silaturahim di Dunia Maya”.
Antusias para anggota begitu membara di pagi hari dengan kesejukan aroma pagi diiringi hangatnya mentari. Tim penyusun dan pelaksana Tarbiyat Online rasanya tak ingin kalah dengan semangat para anggota dan semangat mentari yang semakin menunjukan teriknya pada bumi, segala persiapan harus tersusun dengan baik.
Pukul 09.30 WIB kegiatan dimulai, di pimpin oleh Ibu Ketua Daerah Jabar 4 Ny.Lilis Sahiba Habib dan di Moderatori oleh Lajnah-lajnah muda, Pembukaan oleh Ketua Daerah, dilanjut dengan Tilawah Ayat Suci Al-Qur’an melalui audio, do’a pembuka dipimpin oleh Sadr Lajnah Imailllah Indonesia yang berkesempatan hadir memyimak di Grup Tarbiyat Online Grup 1, lanjut dengan lantunan syair, pembacaan malfhuzat serta pembacaan pembacaan hadist dengan materinya melalui audio, adapun musaira yang dibacakan melalui audio pula.
Setelah itu mulai memasuki materi yang akan disampaikan pada Tarbiyat Online ini, dimulai dengan isu yang berkembang yaitu mengenai Covid-19, materi kesehatan di sampaikan oleh bidan Nisa Novi Suciati, dilanjutkan dengan materi siraman roani yang disampaikan oleh Ibu Naib bidang Ta’lim Ny.Novi Nayyarah Nur, Mufatish Jabar 04 Ny.Wati Latifah, Sekretaris Khidmat Khalq PPLI Ny.Eva Hanifa.
Adapun sesi pertanyaan yang dipandu oleh Nn.Rifa dan Nn.Putri di grup 1 sedangkan di grup 2 dipandu oleh Nn.Ilma dan Nn.Yasmin.
Banyak sekali yang bertanya dengan pertanyaan yang menunjukan kepedulian sosial, aktualisasi diri hingga kekeluargaan. Bukan hanya materi dan Tanya jawab yang terkandung dalam kegiatan ini, adapula Festival Kuliner secara online yang dilaksnakan 1 hari sebelum kegiatan ini berlangsung dalam bentuk video, seluruh video dari masing-masing cabang. Sungguh menjadi inspirasi untuk memasak agar telihat lebih menarik walau di dalam rumah.
Festival kuliner ini dinilai oleh Ny. Amie sekr.Ziafat PPLI setelah melalui penilaian yang agak sedikit alot dan ruwet karena kreasinya luar biasa akhirnya keluar sebagai juara 1 kreasi dari Lajnah Cianjur dan juara 2 kreasi dari Cabang Cikalong Kulon,dan mendapatkan hadiah tentunya apresiasi atas kreativitas sang pembuat makanan tersebut.
Untuk mengisi kekosongan selagi berdiam di rumah bukan hanya memasak makanan yang menarik namun dalam Tarbiyat Online ini juga mengirimkan video yang tak kalah kreatifnya yaitu membuat kerajinan yang menyulap menjadi hiasan-hiasan dinding yang indah menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah diperoleh.
Semua peserta begitu antusias dengan adanya ide kreatif yang membangkitkan imajinasi dalam pikir mereka. Bukan hanya ide kreatif yang muncul dalam kegiatan Tarbiyat Online ini, adapun beberapa peserta Tarbiyat Online dari cabang Baros, mengikuti kegiatan ini tanpa harus meninggalkan tugasnya/ rutinitas yaitu mendengar dan membaca dari seluruh kegiatan Tarbiyat Online sambal memanen cabe di kebun, hal ini menunjukan bahwa Tarbiyat Online ini dapat diikuti dalam kondisi para peserta yang beragam.
Berkat karunia Allah Ta’ala dan suport dari Sadr LI, Mufatish, Naib Ta’lim, Khidmat Khalq, Ziafat serta Ketda yang super ditambah semangat para anggota yang mengalahkan teriknya mentari siang itu, mengisahkan silaturahmi yang sangat hangat.
Tarbiyat Online Jabar 4 telah terlaksana dengan lancar serta mengisahkan kisah indah dalam memori kita semua.
WAG I di ikuti oleh 257 orang dan WAG II diikuti oleh 168 orang, dalam WAG II ini terdapat beberapa orang non Ahmadi yang ikut antusias dalam melaksanakan Tarbiyat Online ini, hal tersebut dapat terihat dengan beberapa pertanyaan yang diajukan dari oaring-orang non Ahmadi.
Lockdown bukanlah sebuah alasan untuk mengembangkan kaum rebahan dan menumpuhkan urat-urat malas dalam diri. Justru ini merupakan tantangan yang menarik bagi kita umat manusia untuk beraktualisasi diri dengan berdiskusi ataupun melakukan hal-hal bermanfaat atas kreativitas setiap individu demi keberlangsungan hidup yang lebih baik kita harus dapat mencari cara relevan dengan keadaan yang mulai krisis.
Kontributor: Rifa Rihadatul Azmi-Cianjur