Solo, (7/2/2020). Ahmadiyah Solo yang diwakili oleh Ketua, Muballigh dan anggota Lajnah Imaillah menghadiri undangan bedah buku “Menjerat Gus Dur” dalam rangka Haul Gus Dur yang ke 10 di Pondok Pesantren Al-Mu’ayyad, Mangkuyudan Surakarta.
Awalnya Muballigh Solo yang sekaligus sebagai Muballigh Daerah Jateng IV, Mln. Muhaimin Khairul Amin mendapat undangan dari ketua Gusdurian Solo yang merupakan salah satu Panitia bedah buku dan Haul Gus Dur ke 10.
Tepat pukul 14.00 WIB. Acara bedah buku dimulai. Penulis buku, Virdika Rizky Utomo, dinobatkan sebagai narasumber utama. Ia menyampaikan pentingnya meluruskan sejarah mengenai seorang tokoh kharismatik yang pernah menjabat sebagai presiden RI ini. Siapa lagi kalau bukan KH. Abdurrahman Wahid.
Selain mas Virdika, narasumber penting yang juga sebagai saksi sejarah perjuangan Gus Dur selama jadi presiden adalah Wahyu Muryadi, mantan Kepala Biro Protokol Kepresidenan era Gus Dur.
Beliau menegaskan bahwa lengsernya pak Presiden Gus Dur bukan karena korupsi, namun karena banyak pihak yang tidak senang sehingga Gus Dur berusaha dilengserkan dari jabatannya.
Berikutnya KH. Imron Rosyadi Hamid, PCINU Tiongkok menyatakan Gus Dur adalah waliyullah yang patut diteladani oleh kita semua. Beliau juga menyampaikan bahwa Gus Dur adalah pemimpin negara yang merakyat. Acara yang berlangsung 2 jam itu dikomandoi oleh Ngatawi Al Zastrow bertindak sebagai moderator.
Usai acara Mln. Muhaimin berbincang bincang dengan beberapa panitia dan peserta. Tak ketinggalan ketua Gusdurian juga ikut berbincang ringan bersama Ketua Ahmadiyah Solo. Dari PMII Solo, pagar nusa dan perwakilan komunitas lain juga berhasil di temui. Perwakilan Ahmadiyah berharap pertemuan ini menjadi pertemanan yang berkesinambungan.