Nganjuk, (19/1/2020). Tahun baru Imlek ke-2.571 akan segera dirayakan. Perayaan sepertinya jadi momentum apik untuk kembangkan nilai-nilai kebangsaan, persabatan, persaudaraan, serta cinta damai. Seperti yang ditunjukkan oleh komunitas GUSDURian Sahabat Cinta Damai (SCD) Kota Angin Nganjuk.
Belasan orang pemuda dari beragam agama dan kepercayaan yang tergabung dalam GUSDURian mendatangi kelenteng Hok Yoe Kiong dan membantu Bersih-bersih jelang Imlek.
Diantaranya, pemuda Nahdliyin, relawan Muslim Ahmadiyah “Clean the City”, Ikatan Mahasiswa Kota Angin (IMASKA), Penghayat Kepercayaan, Gereja GSJA “Kanaan” Loceret, dan etnis Tionghua sendiri.
Mereka berbaur turut dalam kerja bakti bersih-bersih di kelenteng kebanggaan kabupaten Nganjuk yang diapit sebuah Masjid Jami’ dan kantor kecamatan Sukomoro, dipinggir jalan raya Madiun-Surabaya itu.
Mereka terlihat gembira bersihkan bagian dalam kelenteng, dinding, meja, lantai, altar, hingga ikut mengisi abu tempat dupa di bagian bawah beberapa patung dewa. Beberapa kelompok etnis Tionghoa juga terlihat bersama-sama, di antaranya sibuk membawa abu dan menyapu.
Belasan pemuda dari GUSDURian itu senang dan merasa terhormat dapat membantu kegiatan bersih-bersih kelenteng. Tri Santoso Sekretaris 2 Gusdurian mengatakan, “perbedaan merupakan keniscayaan. Namun, dengan dasar saling menghormati dan menghargai agama atau keyakinan lainnya, menjadi satu bagian perwujudan nilai kebangsaan dan kemanusiaan”.
Begitu juga pendeta GSJA, Demsi Salmon Tamunu sebagai wakil koordinator Gusdurian mengungkapkan, bahwa ikut sertanya dalam aksi itu merupakan refleksi ajaran Gus Dur dan kasih Agamanya. Muhsinin, Ketua Imaska juga mengungkapkan kegembiraannya bisa bergabung dalam momen bersama nan indah itu.
Sementara itu, Sajid Ahmad Sutikno, sekretaris 1 Gusdurian, sekaligus perwakilan relawan Muslim Ahmadiyah “Clean the City” mengatakan, bahwa “aksi bersih bersih kelenteng ini adalah murni lahir dari kesadaran kami untuk memperkuat persaudaraan meskipun kita berbeda. Perbedaan Agama, keyakinan, etnis tidak menghalangi kebersamaan. Kami hadir selain sebagai seorang Gusdurian, muslim Ahmadi, juga mewakili tim relawan Clean the City. Ini semua refleksi dari motto kami, love for all hatred for none“. Kali ini kami juga melibatkan beberapa anak-anak Nashirat dan Abna, agar sejak dini terdidik sikap toleransi dan hidup bersama meskipun berbeda”.
Selanjutnya ia menjelaskan, bahwa “kegiatan ini sekaligus juga untuk memperkenalkan komunitas GUSDURian Nganjuk SCD yang baru berdiri pada 8 Desember 2019 lalu, meskipun dengan cara cara sederhana seperti ini. Gus Arif sebagai Koordinator kami belum bisa bergabung bersama kita karena kurang sehat”.
Teguh Susilo Saputro, ketua Kelenteng menyampaikan kekagumannya atas perhatian dan persaudaraan luar biasa yang ditujukan kawan kawan Gusdurian. Pihaknya mengucapkan terimakasih atas semua ini.
“Kegiatan bersih-bersih bersama dengan komunitas Gusdurian ini bagian dari menumbuhkembangkan persaudaraan dan kedamaian. Saya ucapkan terimakasih banyak atas kepedulian anda semua bisa bergabung dalam aksi bersih bersih di Kelenteng, untuk persiapkan Perayaan Imlek 25 Januari 2020”.
Kontributor : Mln. Sajid Ahmad Sutikno