“PELATIHAN ini diikuti oleh berbagai kalangan komunitas korban intoleransi dan organisasi mahasiswa seperti komunitas Ahmadiyah Berastagi, komunitas Ahmadiyah Langkat, komunitas Ahmadiyah Medan, Komunitas Ahmadiyah Deli Serdang komunitas Gereja Aceh Singkil, komunitas jemaat gereja HKBP Sibuhuan, kominitas Gereja HKBP Binjai, komunitas Pemena, Komunitas Umat Budha, HIMMAH IAIN Sumatera Utara dan lain-lain,” kata Kristina di Medan, Sabtu (26/4).
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Korban-korban intoleransi dan kelompok minoritas keagamaan yang rentan menjadi korban intoleransi sepakat membentuk Forum Komunikasi Kebhinnekaan (FKK), akhir Pebruari 2014 lalu. Atas dasar komitmen untuk mewujudkan perdamaian dalam keberagaman, FKK menabur visi untuk terwujudnya Sumut dan Aceh yang kondusif sebagai barometer kerukunan umat beragama.
Staf Advokasi Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Kristina Pakpahan mengatakan, pembentukan FKK ini berawal dari pelaksanaan Pelatihan Konseling, Paralegal dan Resolusi Konflik: Toleransi Berspektif Hukum dan HAM Bagi Kelompok Korban Intoleransi, Kelompok Agama dan Kelompok Minoritas Lainnya yang dilaksanakan ASB tanggal 24-26 Februari 2014.
“Pelatihan ini diikuti oleh berbagai kalangan komunitas korban intoleransi dan organisasi mahasiswa seperti komunitas Ahmadiyah Berastagi, komunitas Ahmadiyah Langkat, komunitas Ahmadiyah Medan, Komunitas Ahmadiyah Deli Serdang komunitas Gereja Aceh Singkil, komunitas jemaat gereja HKBP Sibuhuan, kominitas Gereja HKBP Binjai, komunitas Pemena, Komunitas Umat Budha, HIMMAH IAIN Sumatera Utara dan lain-lain,” kata Kristina di Medan, Sabtu (26/4).
Menurut Kristina, sejak tahun 2011 hingga sekarang ASB telah menemukan berbagai kasus praktek intoleransi di Sumatera Utara dan Aceh. Hal ini pun menimbulkan keprihatinan akan kasus-kasus tersebut. Saat pelatihan kemarin, kata Kristina, komunitas saling sharing apa yang dirasakan dikelompoknya masing-masing mulai dari kasus-kasus yang mereka hadapi hingga kemudian bagaimana mereka harus bertahan dikomunitasnya dengan berbagai ancaman yang harus mereka hadapi.
“Kenyataan ini membuat mereka mempunyai keinginan dan tujuan yang sama yaitu bagaimana supaya hak mereka sebagai warga negara Indonesia terpenuhi khususnya dalam kebebasan beragama dan berkeyakinan. Inilah yang menjadi dasar mengapa FKK dibentuk,” kata Kristina.
Dikatakan Kristina, lewat FKK ini, para komunitas dapat memberikan penguatan kepada anggota FKK, melakukan pendekatan sosial yang persuasif antar komunitas dan ormas, melakukan advokasi kebijakan dan kasus serta membangun solidaritas antar kelompok korban dan minoritas lainnya.
Kristina menambahkan, kepengurusan FKK telah dibentuk dan dikukuhkan Rabu (23/4) lalu. Terpilih sebagai ketua: Surya (Ahmadiyah), tiga wakil ketua yakni: Bodhi Putra (Budha), Andhi Nova (Himmah IAIN) dan Matha Riswan. Selanjutnya Kristina (ASB) sebagai sekretaris dan Ngesty (Ahmadiyah) sebagai bendahara.
(top/tribun-medan.com)
—
KEPENGURUSAN LENGKAP FKK
Nama Organisasi: Forum Komunikasi kebhinnekaan (FKK)
Pelindung: Habib Ahmad (Ahmadiyah), Ir. Djunaidi (Ahmadiyah)
Penasehat: Pdt. Erde Berutu, S.Th (GKPPD), Irwansyah (Lembaga Pengkajian Kerukunan Umat Beragama), Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Andi Wiranata, SE (Lembaga Kemasyarakat Konghuchu Indonesia), Satya Mohan, Spd. H (Parisada Hindu Dharma Indonesia)
Pengarah: ASB
Ketua: Surya (Ahmadiyah)
Wakil Ketua: Pak Bodhi Putra (Budha), Andhi Nova (Himmah IAIN), Matha Riswan, Spd.H (PHDI)
Sekretaris: Kristina (ASB)
Wakil Sekretaris: Satria (GKPPD)
Bendahara: Ngesty (Ahmadiyah)
Publikasi: Kristina (ASB), Ngesty (Ahmadiyah), Simon
Konseling: Nella (Ahmadiyah), Pdt. Mustar Padang, STh (GKPPD), Iksan (Himmah IAIN)
Advokasi: Ir. Pandapotan Nababan (HKBP), Safrizal (GKPPD)
Dokumentasi: Tigor Padang
Humas: Muhammad Hanafi Sihotang (Jemaat Mesjid Almunawar, Sarulla)
Investigasi: Guster, Gegoh (GKPPD), Boho Simorangkir (Ikatan Mahasiswa Kristen – IMKRIS SEJARAH UNIMED), Sattar (Ahmadiyah), Indra Paulae (PMII)
Pendidikan: Hasmar Siregar (Ahmadiyah), Rawi (PHDI)
Sosial: Bodhi (Budha), Li Cai Phin (Konghuchu), Subashan (PHDI), Ir. Djunaidi Ashari (Ahmadiyah)
(IinQA/ARH)
—
GAMBAR: PENGUKUHAN PENGURUS – Para pengurus Forum Komunikasi Kebhinnekaan (FKK) foto bersama usai pengkuhan dan deklarasi FKK di Hotel Grand Antares Medan, Rabu (23/4/2014).