Jogjakarta, (1/8). Rumah Budaya Tembi menjadi saksi bahwa teologi agama dan keyakinan yang berbeda dapat didiskusikan dengan hati terbuka, tanpa ada rasa takut dan yang utama adalah tetap bisa tertawa bahagia bersama setelahnya.
Study Intensif Tentang Kristen Islam (SITKI) 2019 merupakan program berkelanjutan yang diadakan oleh Pusat Study Agama Agama (PSAA) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Kegiatan ini mengikutsertakan Para Pendeta dari beberapa “Madzhab” Kristen serta para Ustadz atau Mahasiswa dari organisasi Islam yang ada di Indonesia.
SITKI 2019 mengambil tema “Belajar Dari Perbedaan dan Saling Memperkaya”. Kegiatan yang mempertemukan tokoh-tokoh agama ini berlangsung dari tanggal 29 Juli-6 Agustus 2019. Metode belajar “Saling memperkaya dan diperkaya” diisi dengan penyampaian materi oleh fasilitator baik dari Kristen maupun Muslim.
Selain itu setiap perwakilan dari “madzhab” agama diberi waktu untuk mempresentasikan keyakinan agamanya lalu dilanjutkan dengan tanya jawab. Setelahnya para peserta dibentuk dalam kelompok-kelompok diskusi yang berisi perwakilan Islam dan Kristen. Dalam diskusi kelompok inilah para peserta dapat mendalami kelompok lain dengan lebih intensif. Perwakilan agama dari Kristen terdiri dari “mainstream” Kristen, Pentakosta dan Injili. Sementara perwakilan Islam terdiri dari Sunni, Syiah dan Ahmadiyah.
Menjelang akhir kegiatan para peserta melakukan “Live In” dikomunitas agama di wilayah DIY dan Klaten. Yang menarik dari “Live In” ini, peserta dari Islam tinggal di rumah pendeta (Pastori) sedangkan peserta dari Kristen tinggal Pesantren. Dan acara ditutup dengan seminar Dialog Agama-agama dalam Konteks Indonesia : Tantangan dan Masa Depannya. Dengan menghadirkan narasumber DR. Haidar Bagir (Muslim), Prof. DR. E. Armada (Katolik), Daniel D. Ph.D. (Kristen) serta The Wahid Institute.
Ruang-ruang perjumpaan dan diskusi telah menghilangkan prasangka disetiap hati peserta, perbedaan yang tidak memiliki titik temu diterima dengan semangat saling menghargai. Semangat sebagai keluarga menjadi satu rasa yang sama untuk dibawa ke komunitas masing masing.
Kontributor : Mln. Bilal Ahmad Bonyan