Manado, (14/5). Di bulan yang penuh berkah ini Jamaat Ahmadiyah Manado kedatangan tamu dari Mahasiswa IAIN Manado, Komunitas Lintas Iman, Komunitas Bela Indonesia (KBI) dan beberapa orang dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang berjumlah sekitar 65 orang. Tujuan kedatangannya disamping untuk menjalin silaturrahim juga ingin mengenal dan mengetahui Jamaah Ahmadiyah secara langsung dari sumbernya. Diskusi bertempat di Jalan Siswa Taas, kec. Tikala baru tepatnya di Masjid Baitul Islam, Manado.
Pertemuan dikemas dalam format diskusi interaktif. Mahasiswa/i begitu antusias bertanya berbagai hal yang berkaitan dengan Ahmadiyah dan semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh narasumber. Acara dimulai pukul 16. 20 WITA hingga adzan magrib berkumandang. Narasumber dari Ahmadiyah adalah Muballig Daerah Sulawesi Utara yakni Mln. Syamsul Ulum dan Mln Ahmad Hidayat Muballig dari Sea Minahasa.
Setelah acara berakhir ternyata masih ada tamu yang datang menyusul yaitu para Pemuda pemudi Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) dari Tondano yang jaraknya sekitar 70 km dari markas Ahmadiyah Manado. Acara diskusi pun berlanjut dalam suasana santai sembari membahas program-program GCDS (Gerakan Cinta Damai Sulut) yang akan dilaksanakan untuk mengkampanyekan toleransi.
Dua hari kemudian sebagai kelanjutan dari pertemuan yang pertama, para mahasiswa/i IAIN kembali datang dipimpin oleh dosen pembimbing yakni Bapak Taufani berjumlah sekitar 46 orang. Acara diawali dengan pembacaan Al-Qur’an oleh seorang athfal yakni Ananda Aleem Ahmad Ibnu syams. Pada sesi utama para mahasiswa/i IAIN kembali mendengarkan penjelasan tahap kedua tentang Apakah Ahmadiyah dan sumbangsih Ahmadiyah utk bangsa dan umat Islam. Dalam sesi tanya jawab muncul beberapa pertanyaan seputar kenabian, kedudukan Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad, makna khataman nabiyyin, makna Rofaa dan kenapa Ahmadiyah dimusuhi. Pertanyaan dengan tuntas dijawab oleh para narasumber dengan baik.
Kontributor : Mln. Ahmad Hidayat
.