“Ada kekhawatiran di masyarakat bahwa “mereka datang ke kota kami dengan tujuan untuk Islamisasi”. Hal ini bukanlah tentang upaya mengubah keyakinan agama. Ini adalah tentang ajakan untuk memperluas pengetahuan anda sendiri di Selandia Baru selaku masyarakat yang telah sangat toleran.”
SELANDIA BARU – Salah satu langkah pertama yang diambil oleh sebuah sekelompok Muslim ketika mereka memutuskan datang ke Selandia Baru adalah dengan menerjemahkan Al-Quran mereka ke dalam bahasa Maori.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/pameran-al-quran/feed/” number=”2″]
“Ini merupakan hal yang penting bagi kami karena kami datang ke kawasan yang baru disini dan pada dasarnya hal terbaik yang dapat kami lakukan adalah dengan mulai mencari cara berintegrasi dan cara mewujudkannya, maka itulah yang kami lakukan,” ujar Bashir Khan, Amir Nasional Komunitas Muslim Ahmadiyah.
“Terdapat banyak kekhawatiran bahwa bahasa Maori kini menjadi bahasa yang nyaris punah, sehingga dari sudut pandang kami, sebagai bagian dari masyarakat, karena Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa ini, maka sekarang bahasa ini akan terus lestari.”
Saat ini terjemahan penuh Al-Qur’an telah dibuat ke dalam lebih dari 45 bahasa yang berbeda, ditambah lebih benyak lagi versi yang masih penggarapan.
Pada hari sabtu, berbagai macam Al-Qur’an terjemahan tersebut akan ditampilkan di Holy Koran Exhibition di Fitzroy Hall, New Plymouth.
Satu hal yang khusus adalah ditampilkannya Al-Qur’an dalam terjemahan Maori, Kur’anu Tapu, yang mana ditulis dalam bahasa Te Reo yang diselesaikan pada tahun 2013 yang lalu setelah selama lebih dari 20 tahun dikerjakan.
Pameran seperti ini adalah jenis pameran yang pertama kalinya dihadirkan di Taranaki, dan Khan mengatakan bahwa ia merasa beruntung karena masyarakat New Plymouth sangat menerima kehadiran mereka.
“Sangat jarang terjadi dimana kami mendapatkan penerimaan semacam ini, “katanya.
“Ada kekhawatiran di masyarakat bahwa “mereka datang ke kota kami dengan tujuan untuk Islamisasi”. Hal ini bukanlah tentang upaya mengubah keyakinan agama. Ini adalah tentang ajakan untuk memperluas pengetahuan anda sendiri di Selandia Baru selaku masyarakat yang telah sangat toleran.”
Khan mengatakan tujuan dari pameran ini adalah untuk menghilangkan segala bentuk penghalang.
“Terlepas dari apa yang kami lakukan hari ini, jika ada orang yang akan merubah pandangan mereka tentang apa itu Islam, maka kami sudah berhasil melakukan tugas kami,” katanya.
“Kami menghadapi situasi di mana orang menghadiri pameran dengan pemikiran yang didasarkan pada prasangka, dan kami telah menyaksikan banyak orang yang datang dan menangis karena mereka sadar pernah memiliki pandangan yang salah. Ekspresi kami sangat jelas, kami masyarakat yang cinta damai serta sangat anti kekerasan, motto kami adalah ‘love for all, hatred for none’.”
Jemaat Muslim Ahmadiyah mencoba untuk menyelenggarakan dua hingga tiga pameran di seluruh daerah dalam satu tahun, dan kini berupaya meningkatkannya lagi.
“Kami memulainya di Auckland tapi apa yang kita temukan adalah orang di kota-kota kecil dapat lebih menerima hal-hal baru serta pemahaman keimanan yang baru,” kata Khan.
Khan mengatakan ia memahami bahwa tidak semua orang menerima agama, tetapi ia cukup terpesona oleh jumlah orang yang tertarik.
“Hal yang benar-benar melebihi impian kami bahwa orang-orang mulai mengatakan, ‘ya aku ingin bertemu dengan Anda dan melihat seperti apa anda’.
Dan yang mengejutkan mereka, mereka mengetahui bahwa kami tidak berbeda dengan mereka,” jelasnya.
“Apa yang kami coba jelaskan ke masyarakat adalah tidak perlu ada rasa takut, kami adalah orang biasa. Kami berpikir seperti Anda, ya, agama saya memang berbeda dan itulah keyakinan saya sendiri dan saya tidak ingin memaksakan hal itu pada siapa pun.”
Khan mengatakan bahwa dunia ini akan terasa sempurna jika Donald Trump juga ikut dibawa ke pameran Al-Qur’an, lalu dirinya juga ikut mengubah pemikirannya.
“Tugas saya hanyalah menyelenggarakan pameran, tugas anda adalah untuk datang dan melihat, lalu membuat penilaian Anda sendiri,” katanya.
Tashriq Hanif, pria New Plymouth yang baru-baru ini menawarkan dirinya untuk bertemu langsung dengan banyaknya orang yang belum pernah bertemu pengikut Islam, mengatakan bahwa hasil dari pameran ini “benar-benar luar biasa”.
“Kami tidak bisa berhenti menghitung jumlahnya…” ujarnya.
Dia mengatakan siapapun yang tertarik untuk menemuinya, silakan menghubunginya di 027 805 6030.
Sumber: Stuff
Alih Bahasa: Mary Eunice
Editor: Irfan S Ardiatama