Pandanganku terhadap muslim berubah karena aku bertemu dengan seorang muslim, banyak dari mereka. Pada masyarakat dewasa ini, kita cepat menghakimi muslim karena ketakutan yang dipromosikan media dan bahkan presiden terpilih Donald J Trump.
AMERIKA SERIKAT – Anakku jatuh sakit. Dokter yang menanganinya baru saja pindah dan kami belum mendapatkan dokter yang baru. Jadi kami pergi ke Med Express di mana seorang perawat memberikan nama seorang dokter. Dia mengatakan kepada kami supaya menghubungi kantor dokter itu dan dia terus menceritakan tentang betapa hebatnya dokter yang pernah bekerja dengannya dan betapa baiknya dokter itu terhadap anak-anak.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/amerika-serikat/feed/” number=”3″]
Namanya terdengar seperti berasal dari Timur Tengah, kurasa. Aku mengalami perdebatan. Kami telah menjumpai beberapa dokter laki-laki berkulit putih dan berkebangsaan Amerika sebelumnya. Ketakutanku – seperti dikatakan oleh media – membuatku bertanya-tanya ketika akan membuat janji pertemuan. Media membicarakan tentang ISIS dan ekstrimis Muslim setiap hari. Banyak orang Amerika mengalami ketakutan.
Khawatir, aku tak akan memahaminya dan takut akan latar belakang keyakinannya yang bertentangan dengan latar belakang Kristiani kami, aku bertanya-tanya apakah ini akan cocok buat kami. Aku akan melihat laki-laki yang berasal dari sana dan merasa diriku menarik anak-anakku lebih dekat denganku. Aku akan tersenyum, namun di balik itu takut dan khawatir. Aku memperdebat diriku untuk membeli ‘senjata api’ sebagai perlindungan diri atas berita-berita yang mengabarkan banyak serangan yang terjadi di penjuru dunia.
Sesuatu mengatakan kepadaku untuk membuat janji pertemuan, sambil kami mendapatkan dokter yang baru. Dia tidak punya antrian panjang untuk pasien baru dan sebelum aku tersadar, janji pertemuan untuk anakku telah sampai. Kami mendaftar, duduk dan aku mengulang-ulang arahan kepada anak perempuanku. Jangan menertawakan sang dokter jika kamu tidak bisa memahami perkataannya dan jangan mengatakan apapun tentang menembak. Kami telah melakukan kegiatan menembak bersama keluarga di hari sebelumnya. Ini adalah kemampuan baru yang kupelajari dan seorang anak biasanya akan menonton dan ikut dengan penembak berpengalaman yang memahami seluruh panduan keamanan bagi anak anak yang akan belajar.
Di dalam ruangan, kami menunggu sembari anak perempuanku menggambar. Ini adalah hal yang normal dan ketakutanku tertutupi oleh kegiatan berseninya. Dokter itu masuk dan, aku terkejut, tidak seperti yang kubayangkan. Dia seorang lelaki yang kurus dan tinggi yang berpakaian pantas. Dia memiliki sebuah senyum yang membuat seisi ruangan terasa nyaman. Dia memperkenalkan dirinya dan tidak memiliki aksen sama sekali.
Aku mendadak merasa malu dan bodoh ketika anakku berbisik, “Dia terlihat normal.” Aku tidak pernah secara pribadi mengenal seorang lelaki dari warna kulit dan kebudayaan. Ketika kunjungan kami berlanjut, anakku memberinya sebuah gambar dan, sebagaimana semua anak anak yang tidak memiliki rasa takut dan penghakiman, menjadi lebih terbuka dan mengagumi dokter itu.
Selepas dari janji pertemuan itu, aku tersadar bahwa aku perlu berhenti untuk menebarkan penghakiman dan ketakutan kepada anakku. Aku tidak mengenalnya, tapi aku sudah sangat menghargainya lebih daripada diriku sendiri saat itu. Aku tahu dia menghadapi orang sepertiku setiap hari, entah dia tahu atau tidak. Aku tidak tahu tapi itu adalah hari di mana aku bertemu dengan seorang lelaki yang akan mengubah hidupku selamanya.
Beberapa bulan berlalu dan banyak janji pertemuan dilalui. Hingga akhirnya, aku belajar lebih mendalam tentang dia dan keyakinannya. Seorang lelaki dengan kebaikan dan rasa positifnya yang luar biasa pasti mengetahui hal yang tidak kuketahui. Percakapan kami dimulai dengan ‘debat’ penuh rasa pertemanan. Aku akan berbagi tentang keyakinanku dan begitu pula dia. Setelah beberapa waktu, aku ingin belajar lebih. Dia mengenalkanku kepada komunitas muslimnya dan sebentar saja aku disambut dengan pelukan dan senyuman beserta cinta dan penerimaan. Itu bukanlah kepribadian dokter itu saja secara pribadi; mereka semua memberikan kualitas yang membuat kita berteman selama beberapa bulan ini ketika berbincang mengenai keyakinan.
Pandanganku terhadap muslim berubah karena aku bertemu dengan seorang muslim, banyak dari mereka. Pada masyarakat dewasa ini, kita cepat menghakimi muslim karena ketakutan yang dipromosikan media dan bahkan presiden terpilih Donald J Trump. Ketakutan ini dipromosikan karena warna kulit, pakaian yang mereka kenakan, dimana mereka dilahirkan, atau aksen suara mereka. Jika kita dapat mendekat dan belajar kepada mereka, kita akan bisa melihat mereka dalam suatu cahaya baru.
Aku mendapat kehormatan untuk bertemu komunitas muslim Ahmadiyah dan menjadi keluarga mereka semua. Semua ini karena aku bertemu dengan seorang muslim sejati, bukan sosok yang digambarkan media kepadaku. Hidupku berubah dan keyakinanku kembali pada kemanusiaan, semua karena kebaikan dan cinta dari seorang lelaki dengan senyum sederhana.
Saya menyarankan kepada yang tidak mengenal seorang Muslim secara pribadi untuk tidak mencari di Google tentang keyakinan mereka, tapi dengan bertemu dengan salah satu dari mereka. Pertemuan ‘Coffe, Cake and True Islam’ adalah sebuah langkah permulaan yang bagus. Untuk mencari acara di tempat anda, bisa mengunjungi www.trueislam.com/events. Kamu tidak akan diminta untuk berpindah keyakinan, ini hanyalah sebuah kelompok terbuka yang berusaha menghilangkan kesalahpahaman tentang keyakinan mereka. Pada masyarakat dewasa ini, kita perlu mencintai dan mendukung tetangga kita dari beragam warna kulit, keyakinan dan jenis kelamin. Love for all, hatred for none (cinta untuk semua, tidak ada kebencian kepada siapapun). Sebuah pelajaran berharga yang kudapat pada hari aku bertemu dengan seorang Muslim.
Amanda Shipley lahir dan dibesarkan di Muncie. Sekarang dia adalah anggota baru komunitas Muslim Ahmadiyah dan pendukung dari saudara dan saudarinya.
Sumber : Times Of Ahmad
Alih bahasa: Zahroh Ayu Khumayr
Editor: Lisa Aviatun Nahar