Para anggota pemuda Jemaat Ahmadiyah sudah melakukan sumpah kesetiaan terhadap negara di mana mereka tinggal, yang tercantum dalam kalimat: “Aku berjanji setiap saat bersedia mengorbankan jiwa raga, harta, waktu dan kehormatanku untuk kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.”
INGGRIS – Sang Khalifah mengatakan bahwa sebagian besar dari umat muslim di Inggris telah mengintegrasikan diri dengan baik ke dalam masyarakat Inggris setelah Casey menerbitkan reportase akan adanya upaya pemisahan diri dalam ‘taraf yang mengkhawatirkan’
Khalifah Jemaat Muslim Ahmadiyah mengatakan bahwa Islam yang sejati akan menekankan kesetiaan kepada negara tempat seseorang tinggal, mematuhi peraturannya serta melayani masyarakatnya.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/inggris/feed/” number=”3″]
Sang Khalifah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad menyatakan bahwa sebagian besar dari umat Muslim di Inggris sudah terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Inggris, selanjutnya beliau pun berkata, “Ikutilah perintah dari Rasulullah, yang menyatakan bahwa mencintai negaramu adalah sebagian dari iman” tambahnya.
Beliau menyampaikan pernyataan tersebut dalam rangka menanggapi sebuah publikasi yang terbit pada hari Minggu mengenai laporan pemerintah mengenai proses integrasi atau penggabungan diri oleh kelompok minoritas, yang memunculkan kesimpulan bahwa ada upaya pemisahan diri dalam taraf yang cukup mengkhawatirkan di beberapa bagian dari negara. Penulisnya, Lousie Casey, menyarankan untuk diadakannya “sumpah integrasi diri” terhadap nilai-nilai dan masyarakat Inggris.
Para anggota pemuda Jemaat Ahmadiyah sudah melakukan sumpah kesetiaan terhadap negara di mana mereka tinggal, yang tercantum dalam kalimat: “Aku berjanji setiap saat bersedia mengorbankan jiwa raga, harta, waktu dan kehormatanku untuk kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.”
Merupakan hal yang “tidak lazim” bagi umat Muslim Inggris untuk menolak upaya integrasi, menurut sang Khalifah, yang kini memimpin 20 juta anggota di seluruh dunia, termasuk sekitar 30,000 anggota yang berada di Inggris.
Jika saya mematuhi segala peraturan dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku di sebuah negara, maka saya telah terintegrasi ke dalam masyarakat. Jika saya melayani bangsa dengan segala potensi dan kemampuan yang saya miliki, hal tersebut merupakan integrasi. Jika saya mengerjakan tugas-tugas dari rekan senegara saya, maka saya terintegrasi. Jika saya peduli terhadap tetangga-tetangga saya – tanpa membedakan mereka muslim, hindu atau kristen – maka saya terintegrasi dengan baik,” menurutnya.
“Namun jika seandainya kami diharuskan untuk meninggalkan seluruh peribadatan dan ibadah kami, maka hal tersebut bukanlah upaya penggabungan atau integrasi,” tambahnya dengan mengutip beberapa contoh seperti pemakaian hijab dan pelarangan mengkonsumsi babi dan alkohol.
Beliau menjelaskan bahwa Islam memerintahkan wanita untuk memfokuskan kehidupan mereka pada lingkup pekerjaan rumah tangga, meskipun hal tersebut bukan berarti meninggalkan hak untuk mengenyam pendidikan yang tinggi, berkarir dalam pekerjaan profesional ataupun menjadi bagian dalam kegiatan politik jika ada “waktu luang”.
“Islam menjelaskan mengenai perbedaan antara peran pria dan wanita. Pria seharusnya berperan sebagai “keranjang roti” sedangkan wanita berperan untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi warga negara yang baik,” menurut pernyataan Masroor.
Reportase Casey menggarisbawahi perihal adanya “praktik-praktik pemunduran” yang dialami oleh para wanita dan perempuan di beberapa negara muslim. Sang penulis juga mengatakan bahwa dirinya telah berbicara secara langsung dengan para wanita yang dilarang untuk meninggalkan rumah tanpa ijin dari suaminya.
Jemaat Ahmadiyah, yang memiliki motto “Cinta kepada semua, tanpa kebencian bagi siapapun,” telah memindahkan kantor kepemimpinan pusat se-dunia milik mereka dari Pakistan ke Inggris selatan pada tahun 1980an, setelah sebuah amandemen konstitusi menyatakan bahwa pengikut jemaat ini dianggap keluar dari Islam dan akan dipenjara jika melakukan peribadatan.
Beberapa kaum muslim ortodoks juga memandang Ahmadiyah sebagai aliran sesat karena mereka tidak mempercayai bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus untuk memandu umat manusia. Para pengikut Ahmadiyah telah dikucilkan oleh umat muslim lain dan sering kali dipersekusi.
Pada bulan Agustus, seorang sopir taksi asal Bradford dipenjara dengan kurungan minimum 27 taun atas pembunuhan biadab dan terencana terhadap Asad Shah, seorang penjaga toko asal Glasgow yang juga seorang anggota jemaat Ahmadiyah. Tanveer Ahmed mengaku telah menusuk Shah berulang kali diluar tokonya dalam sebuah serangan sektarian yang dimotivasi oleh kebencian terhadap keyakinan keagamaan penjaga toko.
________________
Harriet Sherewood adalah koresponden kantor berita The Guardian bagian agama
Sumber : The Guardian
Alih bahasa: Fadhil Ahmad Qamar
Editor: Irfan S. Arditama