Inggris– Prof Najib Burhani tegaskan kitab suci Ahmadiyah adalah Al-Quran, hal ini mengacu pada hasil penelitiannya tentang Ahmadiyah selama hampir 17 tahun lamanya.
Diketahui dirinya merupakan peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hal ini disampaikan dalam sambutan Jalsah Salanah UK 2023 di hadapan puluhan ribu anggota Ahmadiyah dari seluruh dunia pada Minggu, 30 Juli 2023.
Penelitiannya yang berjudul “On the Ahmadiyya translation of the Qur’an,” secara gamblang menjelaskan Al-Quran Ahmadiyah telah diakui dan digunakan sebagai referensi oleh kementerian Agama pada awal abad 20.
Hal ini menangkal tuduhan yang telah beredar bahwa kitab suci Ahmadiyah adalah Tadzkirah, sebuah tuduhan yang telah ditolak oleh komunitas Ahmadiyah.
Dalam penelitiannya, Profesor Najib juga menemukan bahwa Ahmadiyah sangat aktif dalam bidang terjemahan Al-Quran ke berbagai bahasa. Saat ini Ahmadiyah sudah berhasil menerjemahkan Al Quran lebih dari 80 bahasa.
Sejak lama, terjemahan Al-Quran Ahmadiyah telah dianggap sangat berharga dan berfungsi sebagai sumber pengetahuan penting tentang Islam bagi banyak Muslim Indonesia.
“Pada artikel pertama, Ahmadiyya telah dituduh mengikuti kitab suci yang berbeda dari Muslim lainnya, yaitu Tadhkirah, tuduhan yang telah ditolak oleh para Ahmadiyah,” ungkapnya.
“Bahkan, komunitas Ahmadiyah telah sangat aktif dalam bidang terjemahan Al-Quran dan dapat dianggap sebagai pelopor dalam usahanya untuk menerjemahkan Al-Quran ke berbagai bahasa,” lanjut Prof Najib.
Sebagai seorang peneliti, ia telah mendedikasikan waktu dan usahanya untuk memahami Ahmadiyah secara mendalam.
Pada tahun 2013, Prof Najib menyelesaikan disertasi dengan judul “When Muslims are not Muslims: The Ahmadiyya Community and the Discourse on Heresy in Indonesia” (Ketika Muslim Bukan Muslim: Komunitas Ahmadiyya dan Wacana Bid’ah di Indonesia).
Sejak itu, Prof Najib telah menerbitkan sejumlah artikel, bab, dan buku tentang Ahmadiyah, berusaha untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman yang salah, stereotip, dan prasangka terhadap komunitas ini.
Kehadirannya di Jalsa Salana UK 2023 menjadi sebuah momen penting dalam menguatkan persahabatan antara anggota Ahmadiyah dan non-Ahmadiyah, terutama di kalangan akademisi.
Ia menyatakan bahwa para anggota Ahmadiyah adalah orang-orang yang luar biasa, bersahabat, dan selalu mendedikasikan hidup mereka untuk mencintai Tuhan dan sesama, sesuai dengan motto “love for all hatred for none”.
“Saya merasa terhormat dan berterima kasih atas undangan untuk datang ke sini, dan saya ingin menyatakan rasa terima kasih dan penghargaan saya kepada Ahmadiyya atas semua kemurahan hati dan kebaikan mereka,” ucap Prof Najib penuh haru.
“Saya sangat yakin bahwa para Ahmadiyah adalah orang-orang luar biasa, bersahabat, dan selalu mendedikasikan hidup mereka untuk mengasihi Allah dan sesama manusia, sesuai dengan motto “love for all hatred for none,” pungkasnya.