Pontianak, 20 Maret 2019, perwakilan Muslimah Ahmadiyah (Lajnah Imaillah) Pontianak bersama jajaran Pengurus JAI Kalimantan Barat 1 berperan aktif dalam seminar yang diadakan oleh Komunitas Bela Indonesia (KBI) Kalimantan Barat. Seminar ini bertemakan “Merawat Kebhinekaan untuk Tangkal Paham Radikalisme”, berlangsung di Aula Wakil Walikota Pontianak, dari pukul 07.30 pagi hingga 13.00 WIB.
Dalam sambutannya Ketua Presidium KBI Kalbar Mln. Rustandi menyampaikan “Seminar ini kami harapkan dapat menanamkan dan memperdalam kepedulian terhadap keberagaman di masyarakat dalam mencegah munculnya konfilik”.
Selanjutnya beliau menambahkan, “Sebagai bagian dari jaringan KBI yang tersebar di 20 provinsi, KBI Kalbar aktif mengampanyekan nilai-nilai Pancasila melalui media online berupa kampanye medsos yang diharapkan dapat menjangkau publik yang lebih luas dan untuk itu kami juga melakukan aksi-aksi sosial sebagai perwujudan nilai Pancasila, seperti dalam merespon gempa di Selat Sunda dengan penggalangan dana dan menjaga kebersihan Kota saat awal tahun baru 2019 yang bekerjasama dengan Jemaat Ahmadiyah cabang Pontianak melalui kegiatan CTCnya”.
Pada acara seminar ini hadir sebagai pembicara adalah Dr. Syarifah Ema Rahmaniah MSc.ed (dosen Universitas Tanjung pura), Subandri Simbolon, M.A (dosen Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak), Herlambang, M.Si, (Badan Inteligen Negara Daerah Kalbar) dan Andy Yentriyani (ketua SAKA/ Suar Asa Khatulistiwa). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari kalangan milenial, pemuka agama, pengamat politik, pelajar dan mahasiswa yang dirangkul secara khusus oleh KBI Kalbar.
Topik ini dipilih karena warga Kalbar perlu mewaspadai perkembangan paham radikalisme. Paham ini mengeroposi pondasi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi dan merayakan kebhinnekaan masyarakatnya. Termasuk di dalam pembahasannya adalah perkembangan paham radikalisme di dunia pendidikan.
Merujuk pada survei nasional yang dilakukan PPIM tahun 2018 lalu, paham intoleransi telah merasuki para pendidik sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. Namun, informasi yang lebih utuh mengenai kondisi pendidikan di Kalimantan Barat terkait isu radikalisme belum tersedia. “Kita perlu menyegerakan pengumpulan informasi ini agar dapat membangun langkah intervensi yang lebih optimal,” jelas Andy Yentriyani dalam pemaparan materinya.
Pada seminar ini, diluncurkan pula buku bertajuk “Toleransi dari Kita untuk Kita,” kumpulan tulisan dari anggota KBI Kalbar yang sebelumnya telah diunggah di blog www.kitebalak.net.
Kontributor : Sri Hamarini.