PURWAKARTA – Sabtu (29/8) merupakan momen yang beberkat bagi anggota Mubayyin Baru (sebutan untuk orang yang baru bergabung dengan Ahmadiyah) yang berada di Pasir Angin. Pasalnya pada hari itu anggota Pemuda Ahmadiyah (MKAI) Purwakarta merajut hubungan persaudaraan kerohanian dengan Mubayyin Baru.
Kegiatan tersebut dirancang dengan kegiatan Khuddam Camp di Bukit Senyum Cikalong Wetan Bandung Barat yang menjadi saksi atas kehadiran para murid-murid Masih Mau’ud alaihissalam, dimana mereka hadir disana semata-mata karena kecintaan kepada Jemaat Ilahi. Tujuannya untuk meningkatkan nilai-nilai kerohanian, komunikasi, dan persaudaraan antara anggota MKAI.
Secara keseluruhan acara berlangsung lancar dan antusias para anggota MKAI maupun MAAI Purwakarta dan Maniis datang cukup tinggi. Mubalig pun ikut mendampinginya.
Di sela-sela kegiatan santai, Maulana Nandar Hidayat, Mubalig Ahmadiyah, menyampaikan tentang bagaimana membangun generasi muda Ahmadiyah yang militan. “Ada dua cara membangun generasi muda jemaat (Ahmadiyah). Dua cara ini saling berhubungan erat satu sama lainnya dan saling melengkapi,” ungkapnya.
Lebih lanjut beliau menjelaskan dua cara yang dimaksud. “Cara yang pertama adalah yang dicontohkan putra tercinta dari Nabi Ibrahim alaihissalam, Hazrat Ismail, yaitu dengan menanamkan jiwa atau ruh wakaf dalam kehidupanya sehingga bagaimana beliau yang saat itu masih muda, siap untuk disembelih. Ini adalah hasil tarbiyat yang sangat baik yang ditanamkan dalam diri Hazrat Ismail alaihissalam, yaitu ruh wakaf,” tambahnya.
“Oleh karena itu kalian (para Khuddam dan Athfal) harus menanamkan hal ini dalam diri kalian. Saudara-saudara harus menjadi generasi muda yang jauh lebih baik dari sebelumnya dan dapat diandalkan. Karena tanggung jawab di masa mendatang jauh lebih besar dan sangat berat,” kata Maulana Nandar.
Melengkapi malam itu, Mubaligh tersebut menegaskan, “Kalau sebuah jemaat (jamaah) tidak memiliki generasi penerus yang memiliki ruh wakaf maka dipastikan jemaat seperti itu akan mengalami kemunduran atau kehancuran,” pungkasnya.
Kontributor: Hendriansah
Editor: Ahmad Salam