Sintang – Desa Balai Harapan Kecamatan Tempunak Sintang Kalimantan Barat belakangan ini menyita perhatian publik. Tepat tanggal 3 September 2021 lalu sejumlah massa merusak Masjid Miftahul Huda yang berada di desa tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, pada tanggal 21 Januari 2022 Pemerintah Kabupaten Sintang membongkar bagian yang bersimbol keagamaan untuk dialihfungsikan menjadi sebuah rumah.
Aksi-aksi intoleransi terhadap Masjid yang dikelola oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia itu menjadi bahan pemberitaan hingga media nasional, para stakeholder nasional pun turun tangan. Seketika turut merubah citra Desa Balai Harapan, seakan masyarakat setempat mendukung perbuatan-perbuatan tersebut.
Namun Kepala Desa Balai Harapan Ali Musbihin membantah hal itu. Dia menyebutkan bahwa massa yang menyerang Masjid Miftahul Huda berasal dari luar desa, bukan termasuk warganya. Sejatinya masyarakat Balai Harapan sangat menjunjung nilai-nilai perdamaian dan kerukunan. Perlakuan terhadap semua warga sama, begitu juga kepada para anggota Ahmadiyah di sana.
“Inilah Balai Harapan, bahwa desa ini keadaan yang sebenarnya ya seperti ini, damai, bersatu dan rukun. Gambarannya ya seperti yang tadi kita lihat saat upacara. Berbagai elemen masyarakat dan para tokoh hadir, berdiri berdampingan satu sama lain. Di desa ini tidak pernah membeda-bedakan satu dengan yang lain,” terangnya, Rabu (17/8/2022).
Lebih lanjut Ali menjelaskan bahwa desa yang dipimpinnya telah terbiasa dengan keberagaman. Semenjak dibukanya lokasi transmigrasi disini pada tahun 1993, orang-orang dari berbagai latar belakang suku, agama, adat dan budaya yang berbeda datang ke Balai Harapan. Mereka berkomitmen hidup berdampingan satu sama lain.
“Masalah keyakinan dan agama diserahkan kepada masing-masing pribadi. Satu kesatuan sampai hari ini adalah harga mati,” tegasnya.
Pada momen HUT Kemerdekaan ke-77 ini, Kepala Desa Balai Harapan berharap agar kejadian seperti yang menimpa Masjid Miftahul Huda tidak terjadi kembali dan berpesan bahwa ciri khas desanya adalah keharmonisan dan kedamaian. Dia menilai, memang tugas Pemerintah Desa adalah memastikan masyarakat hidup tentram dan damai, namun seluruh masyarakat juga perlu bersama-sama mendukungnya.
“Disini, insyaallah keharmonisan dan kedamaian bisa kita jaga bersama, dengan syarat satu sama lain harus saling menghargai. Biarlah kearifan-kearifan di desa ini secara bersama-sama dirawat dan dijaga oleh kami, tanpa intervensi pihak-pihak luar yang tidak bertanggung-jawab. Balai Harapan baik-baik saja dan warga disini insyaallah tidak mudah terprovokasi,” pungkasnya.
Sejalan dengan yang disampaikan Kepala Desa, Ketua BPD Balai Harapan juga menaruh harapan besar. Prasangka buruk terhadap desanya akibat aksi intoleransi yang terjadi beberapa bulan lalu jangan sampai terulang kembali.
“Dengan peringatan HUT ke-77 RI ini diharapkan kepada semua masyarakat, beserta para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, kedepannya kita terus bersatu jangan ada lagi aksi intoleransi. Semua diharapkan bisa hidup dalam kebersamaan, persatuan, dan fokus kepada memajukan desa secara bersama-sama. Jangan permasalahkan perbedaan-perbedaan yang ada, mari kita saling perkuat persatuan,” ujarnya.
Kontributor: LP-AA-SAS