Tangerang Selatan– Generasi muda di Indonesia semakin menyadari pentingnya kolaborasi lintas iman dalam mempromosikan kebebasan beragama di tengah masyarakat.
Hal ini tercermin dari berbagai kegiatan dan inisiatif yang dilakukan untuk memperkuat toleransi dan pemahaman antaragama.
Salah satu contoh kegiatan yang baru-baru ini dilakukan adalah Pelatihan Pemimpin Muda untuk Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan di Hotel Santika Premiere Bintaro, Kota Tangerang Selatan pada 27-29 Mei 2024.
Acara ini dihadiri oleh MKAI atau Pemuda Muslim Ahmadiyah Indonesia diwakili Shakeel Ahmad dan Lajnah Imaillah Indonesia diwakili Jehan Chantika.
Bertajuk “Training For Youth Leaders On The Use of Arts & Culture For Interfaith Tolerance” dan diselenggarakan oleh CSRC (Center for Study of Religion and Culture) UIN Jakarta, Search for Common Ground.
Diikuti 40 peserta muda dari berbagai latar belakang komunitas keagamaan dan pegiat kreatif di bidang media.
Menurut Shakeel Ahmad, yang juga menjadi narasumber pada sesi tanya jawab seputar Ahmadiyah, pemuda hari ini perlu memahami isu KBB karena mereka adalah penggerak utama di masyarakat.
Dengan paradigma yang baik yang berorientasi pada perdamaian dan rekonsiliasi, pemuda dapat menjadi corong opini yang mempromosikan nilai-nilai toleransi dan pemahaman antaragama.
“Anak muda hari ini adalah mereka yang akan memegang pengaruh di skena masing-masing, mereka akan menjadi corong opini di komunitas masing-masing,” katanya pada Warta Ahmadiyah.
Kegiatan seperti ini menjadi penting untuk membuka ruang dialog dan kolaborasi antar pemuda dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Melalui kolaborasi yang kuat, generasi muda Indonesia dapat bersama-sama membangun masyarakat yang lebih damai dan toleran, serta menumbuhkan optimisme bagi masa depan yang lebih baik.
“Maka, dengan perspektif yang tumbuh dari pelatihan ini, setidaknya akan menjadi paradigma yang baik yang berorientasi pada perdamaian dan rekonsiliasi di 5-10 tahun ke depan,” lanjut Shakeel.
Selain itu, para peserta juga menginisiasi beberapa program RTL (rencana tindak lanjut) untuk membuat eco-peace camp berbasis komunitas keagamaan dengan fokus pada isu perdamaian dan aksi pelestarian alam.
Program RTL lainnya termasuk pembuatan konten digital bermuatan literasi isu KBB di platform media sosial.