Sejumlah pemuda-pemudi Ahmadiyah Medan telah hadir dalam acara launching buku ‘Noda Batin’ pada hari Minggu (15/09) di Hall Lt. 1 Perguruan Buddhis Bodicitta, Medan.
Hadir dalam kesempatan tersebut Qaid Wilah MKAI SUMUT 01, Gunawan sahib dan Ketda LI, Ibu Ana Deliana memimpin sejumlah pemuda-pemudi Ahmadiyah ke acara tersebut. Terlihat Mubda SUMUT 01 dan beberapa Muballighin juga berada dalam acara yang sama. Buku Noda Batin ini merupakan karya ke 3 dari Bhikkhu Dhirapunno yang merupakan sahabat Ahmadi juga.
Dalam acara peluncuran buku tersebut dilaksanakan juga ‘Talk Show’ dengan tema ‘Unity in Diversity’. Tiga pembicara dihadirkan untuk mengisi acara tersebut yakni Bhiksu Nyanaprathama, Bhiksu Nyanabhadra, dan Bhikkhu Dhirapunno. Pembicara pertama, Bhiksu Nyanaprathama dalam hal kesatuan dalam kepelbagaian ini menyampaikan mengenai pengalaman di lapangan beliau mengkhidmati penduduk di daerah Tapanuli Selatan yang mayoritas adalah Muslim. Perlu kesabaran, saling menghargai dan toleransi untuk bisa hidup bersama dengan mereka membangun daerah tersebut dan memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat disana, ungkap Suhu Nyanaprathama.
Bhiksu Nyanabhadra sebagai pembicara kedua menyampaikan bagaimana pengalaman beliau di lapangan terutama saat beliau bertugas ke luar negri. Banyak sekali kisah hidup berinteraksi dengan orang-orang di luar negri yang memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang berbeda dengan orang-orang timur. Kesemuanya membutuhkan kebijaksanaan dan toleransi yang tinggi bahkan lebih dari sekedar bertoleransi melainkan harus sampai kepada tahap mau memahami mereka yang berbeda.
Bhikkhu Dhirapunno menyampaikan bait puisi yang menyebutkan bahwa kedamaian akan terwujud jika akarnya saling menghargai segala kehidupan. Kebencian tidak dapat dihentikan dengan kebencian namun cinta kasih lah yang dapat menghilangkan kebencian. Beliau juga menceritakan pengalaman dalam hal berkegiatan lintas iman dengan sahabat-sahabat dari agama yang berbeda. Beliau tertarik dengan motto dari Jamaat Ahmadiyah ‘cinta untuk semua tiada benci bagi siapapun’ yang dengan motto ini kedamaian hakiki akan dapat diwujudkan. Kemudian beliau meminta dengan hormat kepada Mln. Muhammad Idris dan Pdt. Hotdinal Sitanggang untuk memberikan testimoni tentang kegiatan dan kerja sama dalam membumikan cinta kasih dan perdamaian di SUMUT.
Mln. Muhammad Idris menyampaikan bahwa Bhikhu Dhirapunno ini adalah sosok yang berkomitmen dan konsisten dalam upaya pembumian nilai-nilai cinta kasih dan perdamaian. Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan segala upaya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini dirasakan semakin menguat. Oleh karena itu mari terus bergerak dengan kemampuan terbaik untuk tetap bersatu dalam keberagaman ini demi tetap kokoh dan kuatnya NKRI.
Beliau juga menyampaikan untuk memperbanyak frekuensi ruang perjumpaan antar sesama anak bangsa dari berbagai komunitas keagamaan di SUMUT ini. Pdt. Hotdinal juga menyampaikan meskipun gerakan yang mereka bangun bersama ini masih kecil, namun dengan komitmen dan konsistensi yang tinggi akan dapat memberikan pengaruh juga kepada masyarakat. Beliau menceritakan bagaimana pengalaman pertama kali berjumpa dengan Bhikkhu Dhirapunno yang tak lain dan tak bukan adalah dalam acara Lokakarya Penggerak Perdamaian.
Acara terakhir adalah pembagian buku Noda Batin kepada para hadirin. Bhiksu Nyanaprathama dan Bhiksu Nyanabhadra juga merupakan penerima buku Noda Batin mewakili komunitas Buddha. Sedangkan Mln. Muhammad Idris mewakili komunitas Muslim dan Pdt. Hotdinal Sitanggang mewakili komunitas Kristen juga menerima langsung pemberian buku Noda Batin tersebut yang langsung diberikan oleh Bhikkhu Dhirapunno.
Kontributor : Gunawan