Jakarta– Optimalisasikan layanan kesehatan tahun 2024, Asosiasi Tenaga Kesehatan Muslim Ahmadiyah Indonesia (AMMA) Indonesia gelar pertemuan perdana setelah dibentuknya kepengurusan baru pada Minggu 21 Januari 2024.
Pertemuan ini diikuti oleh 34 hadirin dari penjuru nusantara secara daring dan luring di di Wisma Rahmat Ali, Jakarta.
Ajang silaturahmi sekaligus konsolidasi ini mempertemukan berbagai lapisan umur dalam meramu program kerja terbaik untuk melayani kebutuhan kesehatan internal utamanya muballighin serta para Waqf Zindegi.
Ketua AMMA 2023-2028, dr. Komaruddin Boenjamin Sp.U, memaparkan Rencana Strategis tahun 2024 yang mengadaptasi sistem balanced scorecard agar evaluasi kinerja lebih sistematis dan terukur.
Sekretaris Ummur Ammah PB JAI, Abdul Ghani, turut memberi sambutan dan apresiasi atas upaya AMMA meningkatkan mutu pelayanan.
Ia juga menyampaikan gagasan pembangunan klinik di pusat jemaat, yang ditanggapi dengan uraian master plan klinik pratama oleh wakil ketua AMMA, dr. Hari Ahmad.
Selama 2 jam pertama, 5 divisi mempresentasikan sasaran, kendala, dan rencana tindak lanjut untuk didiskusikan. Kegiatan rutin yang telah berjalan sebelumnya, di-upgrade dengan pelaporan yang tercatat memaksimalkan pemanfaatan teknologi.
Para hadirin dihimbau untuk mendaftar ulang sebagai anggota AMMA untuk pemutakhiran database SDM, agar bisa dipetakan sebagai modal utama dalam menyukseskan program-program.
Selain itu, AMMA juga memperkuat jaringan di daerah-daerah guna memperluas jangkauan layanannya ke seluruh cabang jemaat di mana pun berada.
Di momen ini, kontak email dan media sosial AMMA juga turut dirilis sebagai saluran informasi edukatif wujud upaya promotif-preventif dan menghubungkan AMMA lebih dekat pada anggota juga kolaborasi antar badan.
Sesi kedua berupa kegiatan ilmiah, diskusi kasus yang diisi oleh dr. Vivien Maryam, Sp.PD-KGEH, FINASIM membawakan tentang Gastro-Esofageal Reflux Disease (GERD) pada obesitas.
Sebanyak 20% populasi global mengalami masalah pencernaan yang buruk, sehingga keluhan yang disebut dispepsia tersebut cukup banyak menambah jumlah kunjungan pasien ke poli.
GERD adalah kondisi yang terjadi akibat aliran balik isi lambung, di mana penderitanya merasakan sensasi panas di dada, sesak seperti tercekik atau rasa tersangkut di tenggorokan, bahkan bisa muncul batuk.
Obesitas akan memicu kondisi ini dikarenakan proses peradangan dan “pintu” antara lambung dan kerongkongan melonggar, lalu asam naik menembus pertahanan.
Wawasan terbaru yang dibagikan saat sesi ini akan membantu menyegarkan ingatan dalam mengoptimalkan pengobatan pasien gangguan saluran cerna bagi para sejawat AMMA.
Contact: [email protected]
Instagram: @ammaindonesia_
Kontributor: dr. Amatul Shafi