Tangerang – Sabtu tanggal 19 April 2025 telah dilaksanakan acara Halal Bihalal dan Materi sharing yang diadakan oleh FPKUB GWS di pimpin oleh H. Sandi sebagai ketua pelaksana. kegiatan tersebut bertempat di Masjid Izzatul Islam, Lembang Sari Tambun selatan Kabupaten Bekasi.
Kegiatan Halal Bihalal & Materi Sharing tersebut di hadiri sekitar 85 peserta terdiri dari berbagai tokoh agama dari JAI di hadiri oleh Bpk Mubaligh Tambun Mln. Muhammad Said, Amirda Jabar 01 Dr. Deden Jatnika Sp.onk, Ketua Cabang Tambun, pengurus Khudam, Ketda dan para pengurus Lajnah Imailah, Muhammadiyah, Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu dan ormas keagamaan lainnya.
Talkshow tersebut di moderatori oleh KH. Habibie, dengan empat Narasumber yaitu KH. Abdul Hanan Ghani, Dr. Rio Sihombing, Pdt. Hendri Napitupulu,M th, dan Romo Pastor Dominggus Andri Novian, Pr.
Tepat pukul 8.45 acara di buka oleh MC yaitu KH. Luthfi dan Bella membacakan susunan acaranya. Acara di mulai dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran. Hingga acara intinya yaitu Sharing dari pemateri, dialog dan tanya jawab.
Pemateri di berikan waktu masing-masing 15 menit untuk Sharing. Yang pertama adalah sharing Romo Dominggus Andri Novian Pr beliau adalah pastor di gereja Teresa Cikarang.
Beliau mengingatkan kembali deklarasi yang sudah di buat tahun 2024 pertemuan antara tokoh agama di Istiqlal antara Paus Fransiskus dan Imam besar dan tokoh-tokoh agama lain membuat kesepakatan agar konflik dan kekerasan yang melukai agama tidak terjadi kembali, Romo mengajak bagaimana membangun program kekuatan khususnya untuk kaum muda, generasi penerus membangun kekuatan satu sama lain agar kita semua tidak terhasut dan terpecah belah karna berbagai faktor yang mempengaruhimu.
Beliau berharap dari pertemuan ini bisa memajukan kita semua, saatnya kita membangun lagi menjadi satu keluarga bangsa Indonesia yang bersatu membangun kekuatan agar tercipta kerukunan antar umat beragama.
Selanjutnya materi disampaikan oleh Pendeta Henri Napitupulu M, th. Beliau adalah Preases HKBP distrik XIX Bekasi.
Beliau menjelaskan HKBP adalah organisasi terbesar ke 3 di Indonesia selain NU dan Muhammadiyah.
Beliau berharapnya HKBP bisa menjadi berkat untuk dunia dan sekitarnya, Beliau menegaskan agar kita semua bisa menghargai kebhinekaan, menghargai kebebasan dan menghindari prasangka buruk terhadap agama lain, meyakini bahwa komunikasi antar umat beragama yang diaktifkan akan bisa membangun kebersamaan kita di masa yang akan datang. Beliau mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun toleransi dan kerukunan umat beragama dengan satu motto keberagaman itu indah, perbedaan itu adalah kekuatan kita.
Materi Dr. Rio Sihombing beliau adalah STT Bethel Bekasi Praktisi Pendidikan.
Dr. Rio menegaskan kita semua selalu berbicara tentang kerukunan umat beragama tetapi itu sudah lewat, yang harus kita bicarakan adalah kerukunan antar tiga unsur yaitu Manusia dengan Allah, Manusia dengan Alam. Jika kita melihat gejala yang ada di situasi dunia yang ada sekarang yaitu Peperangan antara Rusia dan Ukrainian, kekejian yang terjadi di Jalur Gaza masih jauh korbannya ketika manusia tidak mengalami kerukunan dengan Alam.
Misalnya kebakaran yang terjadi di LA, bencana alam yang terjadi di Myanmar, Thailand mencapai korban yang jauh lebih besar. Jika bicara Gen Z Anak-anak kita sekarang tidak terlalu membicarakan mengenai kerukunan, situasi sosial media sekarangpun sudah menunjukkan individualistis.
Sehingga forum-forum seperti ini sangat di butuhkan bukan hanya menjaga tetapi diwariskan kerukunan kita. Jika melihat di sosial media kita bicara kerukunan tetapi ujaran kebencian seperti di bebaskan saja di sosial media. Beliau mengajak agar Agama harus kita atur dengan Packaging yang baik, yang menarik supaya generasi Gen Z yang kita lahirkan di bawah kita tidak menjauhi keberagaman agama ini, justru mereka menjadi penerus yang baru untuk membawa semangat kerukunan antar beragama.
Selanjutnya materi yang di sampaikan oleh KH. Abdul Manan Ghani, MA beliau adalah Wakil Sekjen Bid Kerukunan Umat Beragama MUI.
Beliau mengatakan Ketika ada orang yang berseteru karena keagamaan itu namanya kurang ngopi jadi tidak toleran. Betapa Indahnya hidup di Indonesia maka kita harus jaga, kita rawat NKRI ini dengan sebaik-baiknya, amunisi yang paling susah di padamkan itu karena api keagamaan yang sering di sampaikan kepada umat sehingga satu sama lain menjadi bertengkar dan bahkan berperang. Jangan sampai ada kasus-kasus lagi seperti di Ambon dan Poso. Kita membangun persaudaraan ini harus ada titik temu.
Selama Indonesia menciptakan Tri Ukhuwah (tiga persaudaraan) yaitu Persaudaraan dengan sesama umat Islam, Persaudaraan Sebangsa setanah Air dan Persaudaraan kemanusiaan meskipun berbeda benua dan berbeda Negara.
Amanat undang-undang Dasar bahwa ikut menciptakan perdamaian. Jika kita tidak ketemu dalam akidah karna lakum dinukum waliyadin maka kita akan bertemu dengan persaudaraan sebangsa dan setanah air serta persaudaraan kemanusiaan.
Selanjutnya adalah acara dialog dan tanya jawab. Ada 5 orang yang memberikan Apresiasi dan bertanya diantaranya adalah Pendeta Al-masih ketua Dpc bekasi. Beliau bertanya, Bekasi merupakan kota toleransi no 2 Se-Indonesia.
Dengan event ini Kira-kira apa yang bisa kami lakukan para Pendeta supaya Kabupaten bekasi menjadi Kota toleransi yang pertama Se-Indonesia?
Acara berlangsung dengan sangat seru sehingga waktu sudah menunjukkan jam 11.30 sehingga acara harus di sudahi dengan memberikan suvenir kepada para Pemateri. Di tutup dengan Foto bersama.
Ngopi Bareng Lintas Iman Jemaat Ahmadiyah Cabang Tambun