Tangerang– Bagian dari solidaritas, muslimah Ahmadiyah ikut turut serta menggaungkan peran penting kaum perempuan terhadap perdamaian dan hak asasi manusia (HAM).
Sebanyak 4 orang muslimah Ahmadiyah atau Lajnah Imaillah Indonesia turut menyuarakan peran perempuan dalam perdamaian dan HAM kelompok rentan dan inklusif.
Hal itu dibuktikan dengan kehadiran mereka dalam Training Inclusive Journalism yang diselenggarakan oleh SETARA Institute pada tanggal 19-21 Februari 2024 di Saphhire Sky Hotel BSD Tangerang.
Keempat anggota Lajnah Imaillah Indonesia itu adalah Tuhfah Husyiari ’Azmi dan Ammatul Rizkia Toyyibah, Attiatul Noor, dan Shahnaz Sabahunnur Kautsar.
Kegiatan yang dinisiasi oleh SETARA Institute ini berfokus pada kaum perempuan agar mereka yang berasal dari kelompok minoritas dan rentan mampu meningkatkan kapasitas untuk menyuarakan isu-isu yang selama ini dihadapi.
Sebanyak 27 Perempuan dari latar belakang kelompok yang berbeda turut serta hadir untuk menyuarakan suaranya, yakni Lajnah Imaillah Indonesia, Fathmiyyah PP IJABI, Puan Hayati, IPPNU, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) dan lain-lain.
Kegiatan hari pertama diisi dengan materi yang menyuarakan peran perempuan dalam perdamaian, toleransi dan kebebasan beragama serta peran media melalui jurnalisme inklusif. Sejumlah materi ini disampaikan oleh Ruby Kholifah dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia, Nabhan Aiqani dan Ikhsan Yosarie dari Peneliti SETARA Institute.
Tak sampai di situ, kemampuan menulis dan berpendapatterus diasah melalui materi kebebasan berekspresi dan tanggung jawab jurnalisme yang disampaikan oleh Ika Ningtyas selaku Sekretaris Jenderal AJI Indonesia.
Dilanjut produk penyiaran yang inklusif oleh Tulus Santosa selaku Komisioner Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat yang mengisi hari kedua.
Rangkaian kegiatan selama tiga hari itu ditutup dengan praktik penyusunan produk jurnalisme inklusif yang dipandu oleh Ahmad Junaedi selaku Jurnalis Sejuk.
Salah seorang anggota Lajnah Imaillah, Tuhfah menyebut jika kegiatan ini memberikan pengalaman tersendiri.
“Melaui kegiatan ini bisa memberikan banyak warna terkait suara perempuan dan tentunya bisa mengenal teman-teman lintas iman lainnya,” ujarnya.
“Dengan mengikuti acara ini aku bisa lebih mengerti ternyata suara-suara minoritas bisa dinaikkan lewat tulisan,”sambungnya.
Tuhfah berharap ke depan, kaum perempuan terus menyuarakan suara terhadap beragam isu di kelompoknya masing-masing.
Kontributor: Ammatul Rizkia Toyyibah
Editor: Talhah Lukman A