Sintang – Menyemarakkan bulan suci Ramadhan, muslim Ahmadiyah di desa Balaiharapan (Balaigana), kecamatan Tempunak, terus menerus mengadakan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.
Dimulai dari shalat tarawih berjamaah, ceramah Ramadhan tadarus dan kajian tafsir Al-Qur’an, hafalan doa-doa, hingga bersih-bersih masjid dan lingkungan sekitarnya.
Pada Jumat, 22 Maret 2024 di masjid Miftahul Huda digelar buka bersama yang dihadiri 60 orang jemaah, terdiri dari kaum bapak (Ansharullah), kaum perempuan (Lajnah Imaillah), remaja (Khudam), serta anak-anak (atfal, nasirat, abna dan banat).
Setengah jam sebelum berbuka puasa bersama, terlebih dahulu dilaksanakan Daras Ramadhan oleh dua orang mubaligh, Mln. Nur Khoir dan Mln. Sajid Ahmad Sutikno.
Keduanya menyampaikan perihal keutamaan puasa Ramadhan seperti perbanyak bersedekah dan berinfaq. Terfokus program gerakan pengorbanan harta yang kini sedang digalakkan serentak seluruh Indonesia, yaitu Takhrik Jadid.
“Mari kita sambut dan ikuti program Takhrik Jadid serentak ini. Puncaknya tanggal 23 Maret 2024 yang sekaligus sebagai momen hari Masih Mauud as. Dimana seluruh muslim Ahmadiyah di Indonesia berlomba-lomba ikuti sesuai kemampuan masing-masing,” ajak Mln. Nur Khoir kepada hadirin.
Sementara itu, Mln. Sajid Ahmad Sutikno, Mubaligh Daerah Jemaat Ahmadiyah Kalbar 2 menyampaikan kegunaan gerakan Takhrik Jadid.
“Para Ahmadi menggalakkan program sangat mulia dan beberkat ini pada bulan suci Ramadhan. InsyaAllah kita akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah Ta’ala. Kegunaan Takhrik Jadid adalah untuk pengembangan dakwah Islam di seluruh dunia. Mari kita ambil berkah seruan ini,” jelas Mln. Sajid.
Setelah buka puasa bersama, shalat Maghrib dilanjutkan sesi makan bersama, shalat Isya’, shalat tarawih berjamaah, serta kultum Ramadhan.
Pada sesi kultum, Mln. Abdul Nasir, Mubaligh Kapuas Hulu menerangkan perihal keutamaan memakmurkan masjid dan giat shalat berjamaah didalamnya.
“Kita patut bersyukur kepada Allah Ta’ala atas karunia yang telah diberikan kepada kita yakni bisa melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Selain itu, beruntungnya kita berada di lingkungan muslim, sehingga terdengar suara adzan, ayat-ayat suci Al-Qur’an di setiap surau dan masjid”, katanya.
“Namun berbeda halnya dengan umat muslim yang tinggal di pedalaman Kalimantan. Tidak merasakan seperti kita ini. Tentunya, suara adzan dan lainnya tadi tidak mereka dengar. Mereka merindukan akan pembinaan keagamaan (tarbiyat), khususnya pengajaran shalat dan membaca Al-Qur’an untuk anak-anak mereka,” pungkas Mln. Abdul Nasir.
Acara pun berlanjut menyimak Khotbah Jum’at Khalifah Islam Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad live dari Masjid Mubarak Tilfort UK.