Semarang– Menteri Agama RI 2-14-2019 Lukman Hakim Saifuddin, tegaskan pentingnya politik identitas menggunakan Agama harus menyatukan bangsa, bukan malah memecah belah.
“Di ranah politik bawakanlah ajaran-ajaran agama yang inti, yang pokok yang merekatkan kita di tengah-tengah keragaman yang ada demikian,” katanya dalam Sarasehan Kebangsaan bertema “Agama dan Budaya dalam Membangun Peradaban Bangsa,” di Vihara Tanah Putih, Semarang, Senin, 9 Oktober 2023.
Menurut Lukman Hakim, inti agama pada hakikatnya ajaran kebajikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia.
Oleh karena itu, dalam ranah politik, nilai-nilai agama harus dipegang teguh dan tidak boleh disalahgunakan atau ditarik-tarik untuk tujuan yang bertentangan dengan esensi ajaran agama.
“Kehidupan politik itu adalah upaya untuk bagaimana kita mengelola kehidupan bersama di tengah-tengah keragaman, bawakanlah nilai-nilai agama yang universal, yang inti, yang pokok, yang tidak justru malah memecah belah umat, yang tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menekankan, pemimpin tidak seharusnya membawa ajaran agama yang sifatnya cabang atau partikular, yang hanya mengikuti pandangan dari kelompok tertentu.
Sebaliknya, dalam ruang publik dan politik, ajaran agama yang dibawa haruslah yang inti, pokok, dapat merekatkan masyarakat di tengah keragaman yang ada.
Menurutnya, agama dalam esensinya, mengajarkan keadilan, menjauhi praktek-praktek diskriminasi, dan menegakkan hak asasi manusia. Ini adalah nilai-nilai yang universal dan dapat diterima oleh semua agama.
Di akhir, Lukman Hakim Saifuddin ingatkan pentingnya memahami nilai-nilai dasar dipegang oleh semua agama, seperti kemanusiaan, keadilan, dan hak asasi manusia, sebagai dasar dalam membangun politik yang inklusif dan mendukung kerukunan umat beragama.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama, ormas seperti Ahmadiyah, warga sipil, pengurus FKUB se-Jawa Tengah, mencerminkan semangat kerukunan antarumat beragama yang diharapkan akan terus berkembang di Indonesia.
“Agama jangan sampai diseret-seret atau ditarik-tarik untuk sesuatu yang justru bertolak belakang, bertentangan dengan inti pokok ajaran agama itu yang hakikatnya adalah memanusiakan manusia, menegakkan keadilan menjauhi praktek-praktek diskriminasi dan seterusnya,” pungkasnya.
Kontributor: Amatul Noor
Editor: Amatul Noor