By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
MancanegaraSosok

Selandia Baru: Lansia Ahmadi pelajari bahasa Maori-Te Reo untuk terjemahkan Alquran

Last updated: 21 September 2015 15:22
By Redaksi 213 Views
Share
SHARE

KITAB Suci umat Islam, Alquran telah diterjemahkan ke dalam bahasa Maori oleh seorang ahli fisika berusia 81 tahun.

“Butuh waktu selama 6 atau 7 tahun untuk pelajari bahasa Maori,” penerjemah, Shakil Ahmad Monir mengungkapkan kemarin saat peresmian masjid baru Baitul Muqeet – merupakan masjid terbesar di negara ini (Selandia Baru) yang mampu menampung 700 jamaah berlokasi di Homai, Auckland.

“Belajar bahasa Maori lumayan sulit namun saya tidak pernah menyerah,” ujar Monir.

Alquran dalam bahasa Te Reo adalah Kur’anu Tapu.

Monir mengakui butuh perjuangan di tengah beragamnya bangsa Maori. Bertahun-tahun menghadapi beberapa kendala juga, katanya.

“Mata saya tidak bisa melihat jelas,” katanya. “Dan juga terkendala di memori saya, namun saya tidak menyerah.”

Kebanyakan dunia Islam merujuk terjemahan Alquran dari bahasa Arab dan mengatakan bahasa itu adalah bahasa yang diturunkan bagi manusia lewat Nabi Muhammad saw..

Terjemahan Alquran dalam bahasa Maori ini sama halnya terjemahan-terjemahan ayat-ayat Alquran dalam bahasa Samoan dan Fijian – diterjemahkan oleh Muslim Ahmadiyah, kelompok yang didirikan di India dan banyak mendapatkan persekusi. Terjemahannya bersanding dengan teks asli Alquran bahasa Arab.

Khalifah Ahmadiyah, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, diundang oleh Raja Maori, Tuheitia Paki, kemarin untuk melaunching terjemahan Alquran ini.

Sang Khalifah berkata kepada the Sunday Star-Times pendapat Islam mayoritas bahwa Muslim harus menyampaikan firman Allah dalam bahasa Arab adalah keliru. “Mereka menjauh dari jalan yang benar.”

Beliau belum mengetahui berapa banyak orang Maori yang menganut Islam namun beliau berharap akan lebih banyak lagi yang bergabung karena Alquran dalam bahasa mereka telah diterjemahkan. Tujuan penerjemahan Alquran ke dalam 73 bahasa adalah karena tidak semua orang memahami bahasa Arab.

“Tidak menjadi dosa bahkan penting dan utama mendengarkan ajaran Alquran sejati bagi mereka dalam bahasa yang mereka biasa bicara,” kata beliau.

Nabi Muhammad saw. memiliki ajaran yang berlaku bagi semua dan siapapun yang layak dapat membacanya, sabda beliau.

Khalifah bersabda Alquran tidak mengajarkan jihad atau perang suci. Maka para Muslim ektrimis bertindak bertentangan dengan ajaran-ajaran sejati yang disampaikan Alquran. Alquran menyatakan bahwa orang beriman hanya boleh mempertahankan diri saat diserang. Hal serupa juga diberlakukan bagi semua agama.

“Jika kami membela Islam, maka kami sedang membela semua agama.”

Ahmadiyah tidak dianggap sebagai ektrimis namun penguasa Pakistan menganggap mereka murtad dan kemudian tidak mengakui mereka.

Pendiri Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad, bertujuan mereformasi praktek-praktek masa kini dalam Islam yang tidak bersesuaian dengan ajaran-ajaran Alquran dan Nabi Muhammad saw..

—
Oleh MICHAEL FIELD. Sumber: ARH Library (rilis: 8 November 2013; akses: 8 November 2013, 16.50 WIB); mengutip STUFF.co.nz (rilis: 3 November 2013, 05.00; akses: 8 November 2013, 16.55 WIB); pengalih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T. Hidayatullah (Twitter: “iinaini” @iinqa_mail; email: [email protected]).

Gambar ilustrasi:

Bersalaman ala bangsa Maori. PERMULAAN baru: Hazrat Mirza Masroor Ahmad dan Raja Tuheitia pada peresmian masjid terbesar Selandia Baru di Auckland Selatan. (STUFF.co.nz)

You Might Also Like

Al-Fazl : Surat kabar Tertua dan Paling Sering Disensor di Pakistan

Lebih Dari 15 Negara Hadiri Pertemuan Tahunan Jemaat Ahmadiyah India

Komnas HAM tagih janji Jokowi soal Ahmadiyah

Islam Damai Dibangun di atas Landasan “Cinta untuk Semua tanpa Benci [untuk] Siapa pun”

Serunya Diskusi Agama dan Budaya dalam Menyikapi Fenomena Saat Ini

TAGGED:agamaahmadiahmadiyahislamkhalifahkhalifah ahmadiyahmaorimasroor ahmadmirza masroor ahmadmuslimpakistanselandia baru
By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Inggris Raya: Penggalangan dana Poppy Appeal oleh pemuda muslim Ahmadiyah
Next Article Resepsi Bersejarah Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah di Jepang
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

MancanegaraNasionalSosial & Kemanusiaan

Hadiri Konferensi Internasional, Humanity First Indonesia Tuai Banyak Pujian

1 Min Read
Mancanegara

Saat 30.000 Muslim Menentang Terorisme, Media Diam Saja

Redaksi 5 Min Read
BeritaDaerah

Mubalig Ahmadiyah Namorambe Hadiri Forum Silaturahmi

Rafi Assamar 2 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?