Karawang, (9/5). JAI Karawang berjumlah 9 orang menghadiri undangan buka puasa bersama Ibu Shinta Nuriyah bertempat di Klenteng Kwan Tee Koen , Jl. Ir. H. Juanda No. 1 Karawang.
Acara ini terselenggara berkat kerjasama antara yayasan Puan Amal Hayati dan yayasan Vihara Dharma Prasada Mahametta dengan sasaran utama kaum dhuafa / kaum marginal di Karawang sebanyak 400 orang.
Selain kaum dhuafa mengundang pula aparat pemerintahan (pemda, Kapolres, Koramil), NU, Muslimat Nu, Ikatan Mahasiswa Putra Putri NU, Forum Kerukunan Umat Beragama dan Jemaat Ahmadiyah. Tema yang kali ini adalah “Dengan Berpuasa Padamkan Kobaran Api Kebencian dan Hoaks”.
Rombongan JAI diterima dengan sangat ramah oleh panitia dan dipersilahkan untuk duduk di bagian terdepan tepat berhadapan langsung dengan podium. Selang beberapa menit mulai berdatangan para undangan lainnya seperti Muslimat NU dan duduk bersebelahan dengan kami. Suasana kerukunan beragama sangat terasa dengan hadirnya Forum Kerukunan Umat Beragama yang anggotanya mewakili semua agama di Indonesia dengan pakaian khas agamanya masing-masing.
Sambil menunggu kehadiran Ibu Shinta Nuriyah, kami berkenalan dengan salah satu peserta (sesepuh) dari Muslimat NU. Kami mulai pembicaraan dengan memperkenalkan nama dan menanyakan dari organisasi mana. Saat memperkenalkan diri dari Lajnah Imaillah Muslimah Ahmadiyah, awalnya Ibu sesepuh ini sempat kaget dan terdiam. Namun tidak lama suasana kembali mencair.
Tepat pukul 17.00 Wib, Ibu Sinta Nuriyah dan rombongan tiba dan acara pun langsung dimulai. Ceramah Ibu Shinta Nuriyah mengambil tema “Kemajemukan/ Keberagaman Bangsa Indonesia”. Ceramah beliau diakhiri dengan menyanyikan lagu Satu Nusa, Satu Bangsa.
Dari semua rangkaian acara, bagian yang sangat berkesan adalah pada saat pembacaan puisi tentang kekaguman terhadap Ibu Shinta Nuriyah yang begitu peduli terhadap kaum marginal/ dhuafa tanpa mengenal lelah dan pamrih. Tidak terasa air mata menetes saat bait-bait puisi dibacakan bergantian oleh para peserta FKUB.
Acara lain yang juga sangat berkesan adalah saat Adzan Maghrib dikumandangkan. Adzan yang merupakan seruan/ panggilan shalat bagi umat muslim menjadi istimewa karena berkumandang di pelataran Klenteng yang merupakan salah satu bagian dari tempat ibadah agama Konghucu. Disini sangat terasa kerukunan hidup beragama yang saling menghargai, menghormati dan mengasihi.
Rangkaian acara diakhiri dengan sesi foto bersama. Mudah-mudahan silaturahim ini menjadi langkah awal rabtah menuju rabtah lainnya dengan jangkauan yang lebih luas dengan berbagai kalangan.
Kontributor : Lina Agustina/ Jabar 01