Jakarta– Komunitas Muslim Ahmadiyah punya tradisi pesantren sejak 100 tahun lalu ini lahirkan banyak mubaligh yang menyebarkan ajaran Islam di penjuru dunia.
Jamiah Ahmadiyah, lembaga pendidikan tinggi Komunitas Muslim Ahmadiyah, memainkan peran kunci dalam mewariskan tradisi pesantren dan pendidikan Islam di Indonesia.
Fondasi awal dari Jamiah Ahmadiyah ini adalah Perguruan Tinggi Talim-ul-Islam yang didirikan di Qadian, India, pada tahun 1898.
Perguruan tinggi ini mencakup berbagai aspek ilmu pengetahuan dan agama, dan pada tahun 1928, bagian teologinya dipisahkan dan diresmikan sebagai Jamia Ahmadiyya Qadian oleh Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad, Khalifatul Masih II dari Jamaah Muslim Ahmadiyah.
Tradisi Pesantren dalam Konteks Ahmadiyah di Indonesia
Tradisi pesantren yang dimiliki oleh Ahmadiyah mencerminkan komitmen Jamaah Muslim Ahmadiyah untuk pendidikan agama Islam yang mendalam.
Jamiah Ahmadiyah di Indonesia telah menjadi wadah bagi para anak muda Ahmadiyah yang mendalami ajaran Islam. Mereka mempelajari berbagai mata pelajaran agama seperti fiqih, tafsir, hadits, dan bahasa Arab.
Mubaligh Ahmadiyah yang telah lulus dari Jamiah Ahmadiyah Indonesia berperan penting dalam misi penyebaran ajaran Islam Ahmadiyah di berbagai penjuru dunia. Mereka melayani sebagai duta agama yang tersebar di berbagai negara, termasuk negara-negara di Asia.
Jemaah Muslim Ahmadiyah terus menjalani tradisi pesantren yang telah menjadi bagian penting dari warisan keislamannya. Kini, lebih dari 100 tahun sejak berdirinya, tradisi pesantren dalam Ahmadiyah masih berlanjut dan terus menghasilkan mubaligh yang bertugas menyebarkan ajaran Islam Ahmadiyah di seluruh dunia.
Awal Mula Pendirian Jamiah Ahmadiyah di Indonesia
Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI) memiliki sejarah panjang, dimulai pada tahun 1973 di Tasikmalaya, Indonesia.
Awalnya dikenal sebagai Kursus Kader Pembantu Mubalig (KKPM), lembaga ini berfokus pada melatih pembantu mubalig.
Program pertamanya berlangsung selama satu tahun, dan 14 mahasiswa diterima sebagai angkatan pertama. Mereka mendapatkan pelatihan yang mencakup agama Islam dan keterampilan untuk tabligh dalam masyarakat.
Ketika program pertama KKPM berhasil, menerima angkatan kedua pada tahun 1980-1981 dengan delapan siswa.
Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, KKPM berubah nama menjadi Kursus Mubaligin dan menawarkan program tiga tahun, dilaksanakan di Bandung. Selain program untuk mubalig, mereka juga memperkenalkan kursus satu tahun untuk mu’alimin dan mu’alimat.
Pada tahun 1983, institusi ini diubah namanya menjadi Jamiah. Kehadiran Jamiah semakin mengokohkan tradisi pendidikan agama Islam di Indonesia yang sudah lama dikenal melalui pesantren.
Pada tahun 1985, Jamiah Ahmadiyah Indonesia memindahkan kampusnya ke Mubarak, Kemang, Bogor, tempat lembaga ini berkembang dan terus memperbaiki kualitas pendidikan.
Perkembangan Jamiah dari Tahun ke Tahun
Sebelum tahun 1997, Jamiah menerima mahasiswa baru setiap tiga tahun dengan jumlah mahasiswa baru sekitar 20 orang per tahun. Namun, dengan pertumbuhan komunitas Komunitas Muslim Ahmadiyah dan semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga mubalig, perubahan besar terjadi.
Pada tahun 1997, sebagai respons terhadap perkembangan pesat, Jamiah Ahmadiyah Indonesia diubah menjadi institusi pendidikan tinggi dan diberi nama Jamiah Ahmadiyah Indonesia (JAMAI).
Menawarkan program pendidikan selama lima tahun setara dengan strata satu (S1), dan kemudian diperpanjang menjadi tujuh tahun. Kurikulumnya mencakup mata kuliah dasar umum, mata kuliah dasar, dan mata kuliah bidang studi.
Dalam perjalanannya, JAMAI telah memiliki beberapa direktur yang berperan dalam mengembangkan institusi ini dan meningkatkan mutu pendidikan. Transformasi ke strata satu (S1) memungkinkan JAMAI untuk melahirkan sarjana Agama Islam yang kompeten dalam membawa ajaran Islam kepada masyarakat luas.
Misi dan Tujuan JAMAI
Jamiah Ahmadiyah Indonesia memiliki misi yang kuat dalam menggali, mengembangkan, dan menyebarluaskan misi Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Seiring berjalannya waktu, Jamiah Ahmadiyah Indonesia terus berkontribusi dalam mencetak mubaligh Islam yang handal dan berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.
Dengan tradisi pesantren yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun, Jamiah Ahmadiyah Indonesia menjadi bagian penting dalam perwujudan pendidikan Islam yang berkualitas dan berwawasan luas.