YOGYAKARTA – Persaingan politik kekuasaan di Indonesia maupun dampak globalisasi, kesenjangan, dan ketidaksiapan dalam menghadapi perubahan sosial menjadi tantangan dalam memperkuat semangat persaudaraan sesama muslim. Menyikapinya, Paguyuban Penggerak Pendidikan Interreligius (PaPPIRus), Pusat Studi Agama-agama Universitas Kristen Duta Wacana (PSAA -UKDW), dan Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengadakan dialog bertema , Meneguhkan Persaudaraan Muslim, Keindonesiaan dan Kemanusiaan, Selasa (16/5).
Dalam kegitan yang dihelat di Universitas Kristen Duta Wacana ini menghadirkan pembicara dari berbagai organisasi islam seperti Prof. DR. KH. Muhammad Machasin, (Mustasyar PBNU), DR. H. Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah), DR Jalaluddin Rahmat (Ikatan Jamaah Ahlul Bayt Indonesia), dan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Maulana Abdul Basit, Shd.
Baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/yogyakarta” number=”3″]
Prof. DR. KH. Muhammad Machasin prihatin dengan belum mampunya umat muslim membedakan Islamisme dan Islam. Dirinya juga berujar jika agama sejatinya untuk menjadikan manusia lebih baik.
“Agama yang murni mengarahkan orang untuk semakin menghargai manusia,” ujar pria kelahiran Purwerejo tersebut.
Peserta dialog yang datang dari berbagai organisasi keagamaan di antaranya NU, Muhammadiyah, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, dan Pendeta dari Gereja Kristen Jawa dan Gereja Kristen Indonesia sepakat memantik kembali semangat persaudaraan muslim yang terbuka dan bersama saudara-saudara kaum beriman agama lain serta mampu membangkitkan nasionalisme.
Kontributor : Talhah Lukman Ahmad