Sintang – Jemaat Ahmadiyah Sintang terus menjalin komunikasi dengan sejumlah elemen, terutama para tokoh di kabupaten tersebut.
Tujuannya tiada lain adalah bersilaturahmi dan menjalin hubungan baik sesama warga negara dan terus menjaga kerukunan.
Terbaru, Jemaat Ahmadiyah Sintang bersilaturahmi ke Ketua Forum Ketemenggungan Kabupaten Sintang, Andreas Calon.
Kunjungan tersebut berlangsung pada Senin 3 Juli 2023.
Perwakilan Muslim Ahmadiyah Sintang dalam silaturahmi ini antara lain Mln. Nur Khoir, Mln. Abdul Nasir, Mln. Sajid Ahmad Sutikno, dan seorang Khudam Abdul Hadi.
Sambil menyeruput kopi yang disuguhkan diatas meja tamu, semua asik terlibat perbincangan santai tapi bermanfaat.
Sejumlah hal dibicarakan termasuk masa depan toleransi dan keharmonisan di bumi Senentang itu.
Terawatnya toleransi dan keharmonisan, salah satunya adalah melalui budaya dan nasionalisme. Karena Sintang sangat kental dengan kedua hal itu.
Sudah teruji di Indonesia, keharmonisan dan kerukunan bisa dirajut dengan budaya dan nasionalisme.
Kabupaten Sintang sering selenggarakan gawai adat Dayak, dengan ragam seni, budaya dan tradisinya.
Begitu juga suku Melayu pun memiliki keragaman budaya yang luar biasa. Belum lagi suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Batak dan sebagainya.
Misalnya saja pada saat Gawai Dayak berlangsung, masyarakat bisa menyaksikan keindahan Indonesia.
Beragam etnis, tokoh agama, masyarakat dan adat berkumpul disini. Saling toleransi dan damai, rukun dan tidak ada kebencian. Saling menunjukkan keramahan dan keterbukaan.
Ada seni dan budaya dari beberapa sub etnis Dayak yang ditampilkan, sebagai khazanah keindahan Indonesia.
Menurut pengakuan Andreas Calon yang juga sebagai ketua FKUB Kabupaten Sintang bahwa pemerintah memiliki program yang sedang berjalan menciptakan desa-desa sadar kerukunan (multikultural).
Tujuannya adalah untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan bersama.
Alasannya, Sintang adalah Indonesia mini karena dihuni oleh semua suku dan agama yang ada di Indonesia.
Tentunya beragam juga adat dan budayanya. Sikap moderat dan toleransi harus ada di semua umat yang beragama.
Jika semua potensi itu dikelola dengan baik, maka akan menjadi kekuatan luar biasa bagi kemajuan Sintang.
Dicontohkan salah satu desa Kebong, kecamatan Kelam Permai yang pada September 2022 lalu dilaunching dan diresmikan sebagai desa sadar kerukunan.
Launching Desa Kebong sebagai Desa Sadar Kerukunan hanya sebagai pemantik dari upaya untuk memperkuat keberagaman di Kabupaten Sintang.
Kegiatan ini dimaksudkan agar tetap terpelihara dan terjaga kerukunan di Desa Kebong bisa hidup berdampingan, saling menghargai antar sesama umat beragama dengan tujuan akhirnya masyarakat luar semakin tertarik untuk mengunjungi Sintang, terutama lokasi wisata Bukit Kelam ini.
Selanjutnya akan dipilih lagi desa desa lainnya yang memenuhi kriteria sebagai desa sadar kerukunan.
Diharapkan hal itu bisa mendorong semua elemen untuk menjaga kerukunan. Banyak desa bisa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Tentunya dengan segala kendala yang sedang dihadapi oleh Jemaat Ahmadiyah, dirinya ingin sekali ikut berperan aktif di dalamnya.
Karena Ahmadiyah diseluruh dunia memiliki jejak record membangun peace village (perkampungan damai), serta aktif kampanyekan kedamaian dan toleransi didunia dan di Indonesia.
Kaitannya dengan itu, Ahmadiyah memiliki potensi kuat karena telah teruji di banyak tempat.
Meskipun dirinya mendapatkan persekusi dan sering menjadi korban kekerasan, tapi selalu menunjukkan sikap damai dan memaafkan, serta tetap junjung tinggi toleransi.
Dan itu tercantum dalam slogannya love for all hatred for none. Cinta untuk semua, tidak ada kebencian bagi siapapun.
Kontributor: Sajid Ahmad Sutikno
Editor: Talhah Lukman Ahmad