Tangerang Selatan – Koordinator Nasional AMSA, Cima Tahir Ahmad hadir dalam perayaan Nowruz di Ciputat, pada Salasa, 21 Maret 2023.
Hari Raya Naw-Ruz adalah perayaan tahun baru umat Baha’i di seluruh dunia yang dirayakan setiap tanggal 21 Maret. Perayaan ini didahului dengan puasa selama satu bulan Baha’i yaitu 19 hari. Acara kali itu digelar di kediaman Nasrin Astani, pegiat lintas iman dari Bahai.
Ahmadiyya Muslim Student Association (AMSA) Indonesia yang merupakan organisasi kemahasiswaan hadir sebagai representasi dari orang muda lintas agama. Cima menyampaikan konsep kesatuan persaudaraan Bahai tampak dalam perayaan Naw-ruz.
“Konsep kesatuan persaudaraan sangat betul diamalkan karena nilai universalisme Baha’i,” ujarnya.
Selain Cima, hadir pula mubalig Ahmadiyah, Mln Zafrullah Pontoh, Mln Buldan Burhanudi bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.
Cima kerapkali hadir dalam berbagai kegiatan lintas agama yang diadakan oleh Esoterika. Diketahui sebelumnya ia juga menghadiri perayaan Imlek pada Januari lalu.
Koordinator Nasional AMSA itu mengaku takjub dengan spirit Bahai dalam kehidupan bermasayarakat yang berdasarkan pada nilai wahyu suci Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Menurutnya, Baha’i bisa membuat manusia mengenal dirinya yang sejati sehingga dapat saling menolong dan memberikan cinta kasih atas dasar nilai nilai wahyu suci dari Tuhan.
“Baha’i ini dapat membuat manusia mengenal dirinya yang sejati sehingga dapat saling menolong dan memberikan cinta kasih atas dasar nilai nilai wahyu suci dari Tuhan,” tutur Cima.
Selain itu, pria berkaca mata tersebut menyampaikan Baha’i sejalan dengan pemahaman Islam Ahmadiyah yang diamalkan dengan slogan love for all hatred for none. Dimana menunjukan semangat tauhid, menyebarkan nilai-nilai perdamaian, menjalin tali persaudaraan dengan siapapun sebagaimana yang telah dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW.
“Pemahaman Islam yang didakwakan oleh Ahmadiyah pemahan isoteris kesatuan trasenden diamalkan dengan slogan Love for all hatred for none dengan semangat Tauhid menyebarkan nilai nilai perdamaian menjalin tali persaudaraan dengan siapapun sebagaimana yang telah dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW dalam amalan Islam yang Rahmatan Lil’alamin,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Agus Siswanto, penganut Baha’i menyampaikan pihaknya ingin membentuk persaudaraan yang nyata tanpa menjadikan agama sebagai sebab dari perpecahan.
“Acara ini mempertegas persaudaraan yang sangat original buat saya, bukan dibuat-buat, mempunyai kesamaan visi, agama tidak layak menjadi sebab perpecahan,” serunya.
Kontributor: Amatul Noor
Editor: Mubarak