Sintang – Dalam kalender Islam setiap bulan Rabiul awwal, kaum muslimin di berbagai daerah serentak peringati hari Maulid Nabi Muhammad Saw. dengan cara menggelar pengajian-pengajian.
Jemaat Ahmadiyah Balaiharapan di kecamatan Tempunak pun mengadakan acara yang sama, yang dikemas dalam ‘tarbiyat rutin’ dengan tema shiratun nabi Muhammad Saw.
Maulid Nabi di internal Ahmadiyah lebih dikenal dengan istilah shiratun nabi yang berarti perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw.
Acara ditempatkan di rumah bapak Jasmin, salah seorang anggota Jemaat Ahmadiyah. Kamis, 12 September 2024 pukul 19:30 WIB.
“Penting bagi muslim Ahmadiyah untuk mengetahui riwayat hidup Nabi Muhammad Saw.. Untuk itulah pada tarbiyat rutin malam ini kita adakan acara Shiratun Nabi”, jelas Karsono mengawali kata sambutannya sebagai ketua Ahmadiyah setempat.
Acara diisi tausiyah oleh muballigh Jemaat Ahmadiyah Balaiharapan, Mln. Nur Khoer.
Di awal ceramahnya, Mln. Nur Khoer menjelaskan tentang setiap utusan Ilahi pasti pada awalnya ditentang. Begitu juga yang terjadi pada wujud suci Nabi Muhammad Saw. saat awal menyampaikan tabligh Islam, mendapatkan banyak penentang dan perlawanan.
“Ini merupakan sunnatullah, sebagai ujian bagi para pengikutnya untuk membuktikan sebuah kebenaran. Para penentang Rasulullah Saw. saat itu terus berupaya melakukan penentangan, dan menghasut agar jamaah yang masih baru itu menjadi binasa”, terang Mln. Nur Khoer.
Menurutnya, bukti kebenaran bagi sebuah jemaah Ilahi adalah akan selalu ditentang, tetapi pada akhirnya mendapatkan kemenangan dan kemajuan demi kemajuan, karena Allah Ta’ala mendukungnya.
Mln. Nur Khoer menekankan supaya setiap orang bisa mengikuti ajaran suci Nabi Muhammad Saw., karena beliau begitu menderita dalam memperjuangkan Islam.
“Jika kita mengikuti teladan junjungan kita, Rasulullah Saw., maka kita yakin dengan itu kita akan bertemu dengan Allah Ta’ala dalam ketaatan”, tuturnya.
“Semua tabir kegelapan menjadi lenyap, serta kita akan menyaksikan keselamatan yang hakiki, tidak hanya di akhirat kelak, namun di dunia ini juga”, tambah Mln. Nur Khoer.
Dalam pandangan muslim Ahmadiyah, Rasulullah Saw. adalah perwujudan dari Al-Qur’an dan sifat-sifat Allah Ta’ala yang dibuktikan dengan amalan “haququllah dan haququl ‘ibad”.
“Untuk itu, jika seseorang mengikuti beliau Saw., ia akan memperoleh cahaya ruhani sebagai penerang dalam hidupnya”, jelas Mln. Nur Khoer.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa menurut pendiri Ahmadiyah, apabila seseorang berjalan di bawah naungan dan bayangan Rasulullah Saw. selama 10 hari, maka ia akan memperoleh cahaya yang sebelumnya tidak pernah diperolehnya.
Diakhir tausiyahnya, Mln. Nur Khoer mengulang penyampaiannya perihal pandangan Ahmadiyah terhadap Nabi Muhammad Saw..
“Beliau Saw. merupakan panutan dan figur terbaik bagi kita umat Islam, dan umat manusia pada umumnya”, tegasnya.
“Beberkatlah ia yang mencontoh kehidupan suci Nabi Muhammad SAW., dan mengkidmati agama ini dengan segala potensinya”, pungkasnya. *