Saat berjalan-jalan di pusat perbelanjaan atau makan di restoran, sudah menjadi pemandangan umum melihat seorang anak dihibur oleh iPad atau ponsel ketika orang tua mereka sibuk berbelanja atau makan dengan tenang.
Bahkan, balita sekarang sudah mengetahui bagaimana cara memegang smartphone di tangan mereka. Jangan sampai layar kartun atau game di layar itu mati. Apakah itu hal yang menarik atau justru mengkhawatirkan?
Generasi baru kita tumbuh dengan kebiasaan mendapatkan hiburan dan kesenangan dari gadget. Orang tua cenderung mendukung kebiasaan ini, karena membuat mereka menjadi memiliki lebih banyak waktu senggang. Akan tetapi justru kebiasaan anak-anak dan remaja itu berubah menjadi kecanduan. Kemudian muncul gangguan psikologis, yang sekarang secara resmi disebut sebagai “Gaming Disorder” (Gangguan Game) oleh World Health Organisation(WHO), Organisasi Kesehatan Dunia.
“Gangguan game didefinisikan dalam Revisi ke-11 the International Classification of Diseases (Klasifikasi Penyakit Internasional) sebagai pola perilaku bermain game (digital dan video) yang ditandai dengan gangguan kontrol atas game. Meningkatkan prioritas yang diberikan untuk bermain game daripada aktivitas lain sejauh game lebih diutamakan daripada minat lain dan aktivitas sehari-hari, dan kelanjutan atau eskalasi game meskipun terjadi konsekuensi negatif,” kata WHO.
Hal itu menarik dibahas bahwa, “The International Classification of Diseases (ICD) atau Klasifikasi Penyakit Internasional adalah dasar untuk mengidentifikasi tren dan statistik kesehatan secara global dan standar Internasional untuk melaporkan penyakit dan kondisi kesehatan. Ini digunakan oleh praktisi medis di seluruh dunia untuk mendiagnosis kondisi kesehatan dan oleh peneliti untuk mengkategorikan kondisinya”.
Artinya, masalah mental yang ditimbulkan oleh kecanduan video game telah diklasifikasikan sebagai gangguan mental secara global.
The National Health Service (NHS) atau Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan Wales telah mengumumkan pendirian klinik khusus untuk menangani gangguan game. Ini menunjukkan skala masalah yang semakin mengkhawatirkan.
Bagaimana situasi tersebut berubah menjadi sangat memprihatinkan? Fiona Smith dari Royal College of Nursing menjelaskan:
“Ketika teknologi menjadi lebih mudah diakses dan lebih maju, tidak mengherankan bahwa semakin banyak anak muda yang berpotensi terkena dampak negatif dari waktu layar yang berlebihan hingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Kerusakan akibat kecanduan apa pun yang melampaui anak atau remaja dapat menimbulkan berbagai kesulitan bagi orang tua, keluarga dan teman.”
“Sementara NHS memiliki tugas memperhatikan dan beradaptasi dengan tantangan modern ini, NHS dan pembayar pajak tidak dapat membayar tagihan sendirian. Perusahaan game online dan perusahaan media sosial global yang menghasilkan jutaan pound keuntungan harus lebih bertanggung jawab dengan menjaga keamanan platform mereka, dan memperkenalkan perlindungan untuk mengurangi beban layanan kesehatan.”
(Fiona Smith adalah seorang Pemimpin Profesional untuk Anak dan Remaja di Royal College of Nursing, London)
Di sisi lain, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba, Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional, beberapa waktu lalu telah memperingati berulang kali dalam beberapa kesempatan tentang resiko yang terkait dengan game, seperti Fortnite.
“Saat ini, game yang disebut Fortnite terus menerus dimainkan kalangan anak muda di mana uang mereka akan terbuang percuma. Orang tua serta organisasi tambahan dalam Ahmadiyah seperti Khuddamul Ahmadiyah dan Athfalul Ahmadiyah khususnya harus melindungi mereka dari keterlibatan di dalamnya, karena satu langkah akan mengarah ke langkah lain dan mereka pada akhirnya akan mendapatkan kartu bank dan membelanjakan uang untuk itu,” ungkap Huzur, sapaan untuk Khalifah, dalam kesempatan Khutbah Jumat pada tahun 2019.
Sebagai Khalifatul Masih zaman ini, beliau tidak hanya berjuang untuk kesejahteraan anggota beliau sendiri, tetapi juga untuk umat manusia pada umumnya.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba, Khalifatul Masih V, memiliki misi untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran yang prosesnya sedang terjadi. Mulai dari keamanan nasional berbagai negara hingga politik Internasional, atau keharmonisan masyarakat hingga kedamaian pribadi. Nasihatnya mencakup semua masalah global. Untuk mengetahui lebih lanjut, dapat membaca buku Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian.
Diterjemahkan oleh: Muhammad Talha
Sumber: https://www.alhakam.org/gaming-disorder/