Jakarta- Warta, Ahmadiyah – Dalam rangka memperingati tasyakur 100 tahun Ahmadiyah di Indonesia, Jemaat Ahmadiyah Indonesia menggelar kegiatan Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) sebagai wujud nyata kontribusi kemanusiaan bagi bangsa.
Kegiatan ini berlangsung selama lebih dari satu bulan, sejak 15 November hingga 19 Desember 2025 dan dilaksanakan secara estafet di 28 titik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Berdasarkan rekapitulasi pelaksanaan, GDDN Tasyakur berhasil menghimpun 1.122 kantong darah dari total 1.678 partisipan .
Capaian ini menjadi bukti kuat bahwa gerakan sosial berbasis nilai kemanusiaan dan kepedulian dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat luas, khususnya dalam mendukung ketersediaan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI).
Kontribusi Nyata untuk Kemanusiaan
Kegiatan donor darah ini tidak hanya dimaknai sebagai seremoni perayaan satu abad keberadaan Ahmadiyah di Indonesia, tetapi juga sebagai implementasi nilai luhur Love for All, Hatred for None yang menjadi prinsip universal Jemaat Ahmadiyah.
Melalui GDDN Tasyakur, anggota Jemaat berupaya menghadirkan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat tanpa memandang latar belakang suku, agama, maupun golongan.
Ketua panitia pelaksana GDDN Tasyakur, Suherman menyampaikan bahwa donor darah dipilih karena merupakan bentuk kontribusi kemanusiaan yang sederhana namun berdampak besar.
“Setiap kantong darah yang terkumpul berpotensi menyelamatkan nyawa. Inilah bentuk syukur kami atas 100 tahun pengabdian Ahmadiyah di Indonesia—dengan berbagi kehidupan untuk sesama,” ujarnya.
Edukasi Donor Sejak Dini
Selain membantu memenuhi kebutuhan stok darah nasional, GDDN Tasyakur juga mengemban misi edukatif.
Kegiatan ini dirancang sebagai sarana pendidikan sejak dini bagi para calon pendonor, khususnya generasi muda, agar memahami pentingnya donor darah secara rutin dan berkelanjutan.
Dalam setiap kegiatan, peserta mendapatkan edukasi mengenai manfaat donor darah, syarat kesehatan pendonor, serta dampak positif donor darah bagi tubuh dan masyarakat.
Diharapkan, para peserta yang belum memenuhi syarat usia atau kesehatan saat ini dapat tumbuh menjadi pendonor aktif dan sadar kesehatan di masa mendatang.
Pendekatan edukatif ini dinilai penting mengingat kebutuhan darah bersifat terus-menerus, sementara tingkat partisipasi pendonor sukarela di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Dengan membangun kesadaran sejak dini, GDDN Tasyakur berupaya menanamkan budaya donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan kepedulian sosial.
Partisipasi Luas dari Berbagai Daerah
Pelaksanaan GDDN Tasyakur mencakup wilayah-wilayah strategis seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua Barat.
Wilayah Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang partisipasi terbesar, dengan jumlah peserta dan kantong darah yang signifikan, menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap kegiatan kemanusiaan ini.
Keterlibatan berbagai elemen, mulai dari anggota Jemaat, relawan, tenaga medis PMI, hingga masyarakat umum, menjadi faktor penting keberhasilan kegiatan ini.
Kolaborasi yang solid antara penyelenggara dan PMI memastikan seluruh proses donor darah berjalan sesuai standar medis, aman, dan nyaman bagi peserta.
Menjawab Tantangan Ketersediaan Darah
Ketersediaan darah masih menjadi tantangan serius di Indonesia, terutama pada momen tertentu seperti musim liburan, bencana alam, atau peningkatan kasus penyakit tertentu. Melalui GDDN Tasyakur, Jemaat Ahmadiyah Indonesia berupaya menjadi bagian dari solusi dengan menyumbangkan darah secara terorganisir dan berkelanjutan.
PMI menyambut baik inisiatif ini dan mengapresiasi konsistensi Jemaat Ahmadiyah dalam menyelenggarakan kegiatan donor darah secara rutin.
Ajakan untuk Terus Berbagi
Keberhasilan GDDN Tasyakur 100 Tahun Ahmadiyah Indonesia diharapkan dapat menginspirasi berbagai elemen masyarakat, komunitas, dan institusi lainnya untuk melakukan kegiatan serupa.
Donor darah bukan hanya soal memberi, tetapi juga tentang membangun solidaritas, empati, dan tanggung jawab sosial.
Melalui kegiatan ini, Jemaat Ahmadiyah Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara melalui aksi nyata yang bermanfaat.
Tasyakur 100 tahun bukanlah titik akhir, melainkan momentum untuk memperkuat peran kemanusiaan di masa depan.
Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian, setetes darah yang didonorkan hari ini dapat menjadi harapan hidup bagi sesama. Sebab, kemanusiaan adalah bahasa universal yang menyatukan semua perbedaan. *