Makassar- Mantan Ketua Umum DPP Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah ( IMMIM) Periode 2013-2023, Prof KH Ahmad M Sewang kedatangan Amir Nasional JAI Mln. Mirazuddin, Shd ke kediamannya di Makassar, Rabu 5 Februari 2025.
Di tengah perbincangan santai itu, Prof. Sewang yang pernah mengikuti Jalsah Salanah (pertemuan tahunan) di Inggris dan Qadian tersebut, mengatakan bahwa dirinya dan Ahmadiyah merupakan saudara karena berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits.
“Saya berpedoman bahwa selama kita masih berpegang kepada Alquran dan Hadist maka kita sama-sama saudara,” katanya.
Prof. Sewang pun mengakui bahwa perbedaan dalam tubuh Islam merupakan keniscayaan dan sunnatullah (bersifat tetap, dan otomatis).
“Perbedaan di antara kita (islam) itu suatu keniscayaan dan itu adalah Sunnatullah dan tidak akan pernah sama,” jelasnya.
Menurut keterangan Mubaligh Daerah (Mubda) Mln. Muhammad Yaqub menuturkan bahwa kedatangan Amir Nasional JAI Mln. Mirazuddin, Shd ke kediaman Prof. Sewang, bertujuan untuk menjenguk kondisi kesehatan Prof. Sewang yang dikabarkan tengah dalam keadaan kurang baik.
Selain itu, untuk menjalin ikatan silaturahmi dengan salah satu tokoh besar di Makassar tersebut.
“Bersilaturahmi, sekaligus menjenguk kondisi beliau yang sedang sakit,” ungkapnya.
Lebih jauh, Prof. Sewang yang merupakan seorang tokoh terkemuka di Makassar lebih banyak bercerita tentang bagaimana kondisi masyarakat di Kampung Pambusuang-Poliwali Mandar tempat dirinya tinggal.
Di sana waktu itu, masyarakatnya cenderung memiliki fanatisme keagamaan cukup tinggi. Sehingga membentuk pola pikir dalam dirinya tentang suatu perbedaan.
Namun Prof. Sewang menyadari bahwa lingkungan dan pendidikan menjadi alasan utama dalam perubahan pola pikirnya terhadap perbedaan tersebut.
Sehingga ketika Prof. Sewang menempuh pendidikan di Kota Makassar secara perlahan terbentuk-lah pola pikir yang bernuansa lebih moderat atas perbedaan.
“Dulu di kampung saya fanatisme keagamaan itu sangat kental, sampai-sampai jika keluar dari sebuah organisasi dianggap sudah kafir,” katanya.
“Namun, setelah banyaknya anak-anak dari sana sekolah ke Makassar, termasuk saya. Mulai berubah dari fanatisme itu menjadi lebih baik (moderat),” tambahnya.
Dalam pertemuan singkat itu, Amir Nasional JAI yang didampingi oleh Tim Humas (Rabtah) jemaat Ahmadiyah Makasar. Diketahui, menurut Mln. Muhammad Yaqub ada meluangkan waktu untuk berdoa bersama demi kondiai kesehatan Prof. Sewang.
Oleh karenanya Prof. Sewang mengucapkan rasa terima kasih dan secara tersirat meyakini bahwa doa yang tulus akan terkabul.
“Terima kasih atas doa-doanya dan saya yakin kepada doa-doa yang tulus,” ungkapnya.
Selepas mengakhiri berbincang santai, menurut keterangan Mln. Muhammad Yaqub bahwa Prof. Sewang terlihat ada memberikan sebuah cendramata kepada Amir Nasional JAI Mln. Mirazuddin, Shd berupa sebuah buku berjudul ‘Tantangan Dai dari Masa Ke Masa’ lengkap dengan bubuhan tandatangan darinya.
“Sebagai hadiah kepada Yang Mulia Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Bapak Mirajudin Syahid, kata Prof. Sewang ,” ungkap Yaqub.
Kontributor : Heri
Editor : Devi Savitri