Jakarta- Mln. Muneeb, lulusan terbaik dari Jamiah Indonesia, berhasil mewujudkan cita-citanya sebagai seorang mubaligh.
Dalam wawancara yang menginspirasi, Mln. Muneeb berbagi kisahnya dan menegaskan tekadnya untuk menyebarkan Islam di pelosok Indonesia.
Sejak kecil, Mln. Muneeb lahir dan dibesarkan dalam keluarga mubaligh di Surakarta.
Ayahnya adalah seorang mubaligh, sementara ibunya adalah putri dari seorang mubaligh.
Dididik dengan penuh cinta dan kesadaran akan nilai-nilai agama, Mln. Muneeb teringat pesan dari orang tuanya untuk lebih mementingkan agama daripada dunia sejak dia masih duduk di Sekolah Dasar.
“Saya teringat ketika saya SD saya diperlakukan khusus oleh bapak saya dalam hal membaca Al Quran. Dibanding saudara-saudara yang lainnya saya lebih diawasi oleh bapak dalam hal membaca Al Quran,” kenang Mln. Muneeb.
“Orang tua kami selalu mendidik kami untuk lebih mengutamakan agama dan menjadi pengayom bagi orang-orang yang lemah,” lanjutnya.
Semangat dan dedikasi orang tuanya dalam mengajarkan ajaran Islam dan mencintai sesama menjadi inspirasi bagi Mln. Muneeb.
Mln. Muneeb semakin mantap dengan cita-citanya saat ia melanjutkan pendidikannya di MTs. NU Salatiga.
Di lingkungan yang toleran dan kondusif, ia merasa diberi keberanian untuk menyampaikan ajaran Islam.
Meskipun tidak dibatasi dalam pergaulan, Mln. Muneeb tetap disiplin dalam melaksanakan shalat dan menjaga kegiatan malam.
Setelah menyelesaikan Pendidikan Tahfiz Quran selama 3 tahun, Mln. Muneeb pulang ke Salatiga dan Banjarnegara selama 2 tahun untuk memperkuat niatnya untuk masuk ke Jamiah Ahmadiyah.
Di sana, ia membantu mengajar anak-anak Athfal dan Nasirat di Krucil atas perintah ibunya. Pengalaman ini semakin mengukuhkan tekadnya untuk menyebarkan Islam kepada generasi muda.
“Selama 2 tahun tersebut saya diperintahkan oleh ibu saya untuk tinggal di Krucil sembari membantu cabang setempat untuk mengajar mengaji anak-anak Athfal dan Nasirat disana,” katanya pada Warta Ahmadiyah.
Tahun 2017, Mln. Muneeb resmi menjadi mahasiswa Jamiah Ahmadiyah. Meskipun tidak mengklaim dirinya sebagai mahasiswa yang paling pintar atau sangat baik, dia dan teman-temannya mendapatkan rahmat dan dukungan dari Huzur atba dalam berbagai hal.
Mln. Muneeb tidak lupa mengenang peran besar yang dimainkan oleh kedua orang tuanya dalam perjalanan hidupnya.
Meskipun bukan keluarga yang berkecukupan secara ekonomi, mereka selalu berbagi dan mengunjungi keluarga-keluarga yang tinggal di daerah pemukiman kumuh.
Tindakan sederhana ini mengajarkan Mln. Muneeb arti kepedulian dan kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam.
“Yang utama ialah kami dididik untuk lebih mengutamakan kepentingan agama dan mengayomi orang-orang yang lemah,” ungkapnya..
Dengan tekad yang bulat, Mln. Muneeb siap mengemban tugasnya sebagai seorang mubaligh yang baik dan menyebarkan Islam di pelosok Indonesia.
Ia sadar bahwa masih banyak hal yang perlu dipelajari, namun didikan dan nasehat yang diberikan oleh orang tuanya serta lembaga Jamiah telah memberikan landasan yang kuat bagi perjalanan hidupnya.
Mln. Muneeb, dengan semangat menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda yang bercita-cita untuk menjadi mubaligh.
“Sebagai mubaligh, pendidikan dan nasehat yang sudah diberikan oleh orang tua dan lembaga Jamiah, saya berharap semoga dapat menjadi penghidmat agama yang baik. Saya masih harus banyak belajar untuk itu, pungkasnya.