Sintang – Sejumlah tokoh masyarakat mendukung dan menghadiri acara Jalsah Salanah Indonesia yang dilaksanakan secara virtual yang bertempat di Aula Taman Panaroma Kedah Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, pada Sabtu (07/01).
Dihadapan sekitar 200 orang partisipan, Agustinus, S.Pd, selaku Ketua Umum Satria Borneo Raya (SABER)] menyampaikan rasa terimakasih atas undangannya kepada Jemaat Ahmadiyah dan ia berharap kerukunan antar umat beragama tetap saling terjaga.
“Kami mengucapkan terimakasih dan pengargaan setinggi-tingginya kepada Jemaah dan pengurus Ahmadiyah Indonesia yang telah mengundang pada kegiatan Jalsah Salanah Nasional ini, dan harapannya tetap terjaga kerukunan, harmonis, toleransi antar umat dan saling menghargai”. ujarnya
Ia menggambarkan suasana pertemuan Jalsah seperti Taman Mini Indonesia karena terlihat beragam baik suku maupun agamanya.
“Saya melihat kegiatan hari ini adalah taman mininya Indonesia di Sintang. Ibarat buah pisang, jangan dilihat hanya kulitnya, tetapi lihat dan nikmatilah buahnya yang sudah masak, lezat dan bergizi” kata Agustinus
Lebih lanjut Agustinus menyampaikan bahwa “Kita sepakat, bahwa orang yang beriman dan beragama, tentunya kegiatan Jalsah hari ini adalah hal yang lazim dan lumrah dilaksanankan. Serta sebagai bentuk toleransi kita, hal ini adalah wajar kita selenggarakan” sambungnya
Dalam dukungannya terhadap kegiatan Jemaat Ahmadiyah itu, dirinya menyampaikan bahwa, “Kami sebagai tokoh masyarakat, sebagai bagian dari warga Negara sangat mendukung, sangat mentoleransi, sangat memberikan ruang kepada kita semua aktifitas acara ini, sepanjang tidak bertentangan dengan NKRI”.
Dirinya juga menyampaikan selamat atas terselenggaranya Jalsah salanah.
“Saya hari ini juga mengucapkan selamat kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia, khususnya di Sintang, bisa melaksanakan forum silaturahmi ini, dan Jalsah salanah ini adalah ajang silaturahmi yang sangat baik. Saya pikir hal ini perlu dilakukan terus oleh kawan-kawan Ahmadiyah, sehingga rasa toleransi dan kebangsaan kita terus terjalin”, ucapnya.
Terkait isu negatif seputar Ahmadiyah, dirinya memandang sebagai kesalahpahaman yang perlu dilihat dari dekat dengan cara sering bertemu dengan para muslim Ahmadiyah, seperti yang ia lakukan.
“Mungkin selama ini ada yang berpandangan kurang (salah paham) kepada Ahmadiyah, dan Ahmadiyah tentu tidak seperti yang disalahpahami. Saya sering bersama-sama dengan kawan-kawan Ahmadiyah selama lebih satu tahun ini”, terangnya.
“Jadi siapapun, bentuk apapun itu boleh berdiri dan beraktivitas sepanjang tidak melanggar falsafah Negara. Kita yakin, Ahmadiyah dengan ragam toleransinya akan mampu mewujudkan itu semua. Saya ucapkan sekali lagi terimakasih telah mengundang saya, semoga kegiatan seperti ini bisa terus terlaksana”, lanjutnya
Selain itu, Tokoh masyarakat Kabupaten Sintang sekaligus pemilik lokasi wisata, Tuah Mangasih diawal sambutannya menyampaikan pentingnya menciptakan hubungan harmonis tidak hanya sesama makhluk, tapi juga terhadap lingkungan.
Ia juga menyampaikan terimakasih dan apresiasinya, serta menyambut baik adanya kegiatan Jalsah salanah yang penuh toleransi dan harmonis.
“Saya ucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Jalsah Salanah. Terimakasih telah memilih taman panorama Kedah ini sebagai tempat dilaksanakannya acara ini”, pungkasnya.
Berbeda tempat, Ir. Arbudin Jaoharie, M.Si selaku panglima Kayo, pimpinan Bala Adat Dayak, yang tergabung dalam Dewan Pakar Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang melalui video yang dikirimnya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Jalsah Salanah.
“Saya Arbudin selaku panglima Kayo, pimpinan Bala Adat Dayak kabupaten Sintang mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Jalsah Salanah atau pertemuan tahunan Jemaat Ahmadiyah Indonesia pada tanggal 6-8 Januari 2023”, katanya.
Dirinya juga mendoakan, “Semoga kegiatan tersebut dapat dijadikan momentum membangun persaudaraan dan persatuan untuk pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat, menguatkan empati dan mengatasi resesi” ujarnya
“Tetap membangun kesatuan, persatuan sebagai anak-anak negeri Republik Indonesia”, tambahnya.
Kemudian dirinya konfirmasi lagi via whatsapps, “Semoga kegiatan Jalsah Salanah berjalan lancar dan sukses” lanjutnya
Setelah beberapa tamu tokoh masyarakat menyampaikan sambutannya, kini giliran perwakilan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Mln. Sajid Ahmad Sutikno, Mubaligh Daerah Kalbar 2 menyampaikan sambutan atas kehadiran para tamu.
“Adil Ka talino Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka Jubata. Kami tentu menyampaikan banyak terimakasih atas kesediaan para tamu undangan hadiri acara Jalsah Salanah. Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak ibu semua”, ucapnya.
Selanjuntnya, Mubda Kalbar 2 menjelaskan seputar Jalsah salanah kepada para tamu undangan yang baru pertama kalinya diundang dalam kesempatan tersebut.
“Jalsah Salanah merupakan pertemuan tahunan Jemaat Ahmadiyah diseluruh dunia. Di Indonesia kali ini diselenggarakan di lebih 30 titik secara nasional (virtual). Dan untuk Kalbar 2 kita laksanakan di aula Taman Panaroma Kedah desa Balaiharapan, kecamatan Tempunak. Jalsah merupakan pertemuan keruhanian, ajang siaturahmi bersama. Berisi kegiatan positip diantaranya dengan mendengarkan ceramah keagamaan dan promosikan perdamaian-persaudaraan”. ujarnya
Ia juga menyampaikan sekilas penjelasan seputar Jemaat Ahmadiyah dan kiprahnya di dunia sosial kemanusiaan.
“Selama ini, Ahmadiyah disalahpahami secara negatif adalah sebenarnya bagian dari Islam dan Negara Indonesia, yang kiprahnya selain di bidang kerohanian, juga berkiprah di bidang sosial kemanusiaan. Diantaranya, Ahmadiyah menjadi penyumbang donor kornea mata terbesar di Indonesia, dan mendapatkan penghargaan MURI. Kemudian ikut aktif pada aksi-aksi bantuan korban bencana melalui Humanity First. Seperti pada saat terjadi banjir besar yang menerjang sebagian daerah di kabupaten Sintang, kami juga ikut terjun membantu”, imbuhnya.
Pada akhir sambutanya, Mln. Sajid sempat menyampaikan klarifikasi seputar isu negatif yang dialamatkan kepada Ahmadiyah.
“Ada dua versi Ahmadiyah yang tengah beredar luas di masyarakat, yaitu Ahmadiyah versi kata orang, dan Ahmadiyah versi Ahmadiyah. Harusnya masyarakat memilih Ahmadiyah versi Ahmadiyah, dimana sumbernya tentu berasal dari yang asli. Masyarakat harus cerdas dalam memandang kedua versi ini”, pungkasnya.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan pemberian bingkisan buku kenangan berjudul “Sumbangsih Ahmadiyah untuk Negeri” dan “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian”.