“Ini menyangkut pengalaman spiritual seseorang. Bagi orang tertentu, selalu Jumatan di Makkah merupakan hal biasa. Ini realitasnya masih ada.
Kedaulatan Rakyat Online
Hal tersebut disampaikan saat dialog dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Institute of Souhteast Asian Islam (ISAIS) di ruang pertemuan Rektorat UIN Sunan Kalijaga, Kamis (27/11/2014). FGD dan Studi Ekskursi ini mengangkat tema “Mengkaji Jemaat Ahmadiyah dalam Perspektif Aqidah, Syariat dan Kebangsaan”.
Danar Widiyanto | Kamis, 27 November 2014 | 14:50 WIB
YOGYA (KRjogja.com) – Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, hingga saat ini masih banyak orang Indonesia yang selalu Jumatan di Masjidil Haram Makkah. Hanya saja kenyataan ini banyak yang tidak mengetahui, atau bahkan kalau diceritakan tidak mempercayai.
“Ini menyangkut pengalaman spiritual seseorang. Bagi orang tertentu, selalu Jumatan di Makkah merupakan hal biasa. Ini realitasnya masih ada. Namun bagi orang lain tidak bisa memahami atau mempercayai karena pengalaman spiritualnya tidak sampai,” kata Iskandar Zulkarnain.
Hal tersebut disampaikan saat dialog dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Institute of Souhteast Asian Islam (ISAIS) di ruang pertemuan Rektorat UIN Sunan Kalijaga, Kamis (27/11/2014). FGD dan Studi Ekskursi ini mengangkat tema “Mengkaji Jemaat Ahmadiyah dalam Perspektif Aqidah, Syariat dan Kebangsaan”.
Dijelaskan, tingkatan spiritual setiap orang berbeda-beda. Dengan begitu, pengalaman spiritualnya juga berbeda. Menurut Prof Iskandar, dalam konteks ini bisa saja seseorang mengatakan sudah bertemu dengan Nabi.
“Seperti halnya kalau ada orang Jawa Barat secara khusus datang ke Jombang hanya sekedar untuk mengambil segenggam tanah dari pusara makam Gus Dur. Mungkin orang ini punya pengalaman spiritual khusus dengan Gus Dur. Bahkan mungkin biaya perjalanan dari Jawa Barat ke Jombang juga uang pinjaman,” katanya. (Fie)