Bogor- KPA yang digelar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) tak hanya berfokus pada pemahaman teoritis, namun juga memberikan pengalaman praktis dalam mengaplikasikan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggabungkan pemahaman agama, disiplin, dan sosial, generasi muda Ahmadiyah siap menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Sekretaris JAI Bidang Tarbiyat Agus Sifti menegaskan bahwa tujuan Kursus Pendidikan Agama (KPA) adalah untuk menghasilkan generasi muda yang tangguh dan memiliki integritas, siap menghadapi tantangan zaman.
Lebih lanjut, ia menyebut melalui KPA, nilai pengorbanan ditanamkan dengan mengajarkan peserta untuk tidak hanya mengorbankan harta, tetapi juga waktu, tenaga, dan pikiran demi agama dan kemanusiaan.
“Dalam KPA ini kita ingin menanamkan jiwa-jiwa pengkhidmatan, pengorbanan selama mengikuti kegiatan KPA,” katanya saat ditemui Warta Ahmadiyah di Komplek Kampus Mubarak.“Para peserta KPA diberikan materi-materi yang tentunya untuk mengasah, untuk memberikan kesadaran bahwa setiap generasi Ahmadi adalah generasi yang nantinya harus memberikan pengkhidmatan dan pengorbanan, terutama untuk agama,” lanjut Agus Sifti.
Partisipasi generasi muda dalam KPA bukan hanya berdampak pada perkembangan individu, melainkan juga memiliki pengaruh nyata pada perkembangan komunitas dan kaderisasi Ahmadiyah.
Peserta KPA diharapkan mampu menjadi pendorong utama dalam memajukan agama dan masyarakat, mendorong keragaman, serta membawa kedamaian dalam interaksi antaragama.
Di tengah globalisasi, persiapan generasi muda sebagai pemimpin masa depan yang dapat menghadapi tantangan global menjadi sangat penting.
Agus Sifti menyatakan, melalui KPA Ahmadiyah Indonesia berkomitmen untuk menjadikan generasi muda sebagai penggerak perubahan positif yang menerapkan nilai-nilai Islami dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan semangat pengorbanan yang diwariskan melalui KPA, diharapkan generasi muda Ahmadiyah akan menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai keislaman, memelihara toleransi, serta mempromosikan perdamaian dalam masyarakat secara luas.
KPA dianggap sebagai langkah konkret dalam membangun fondasi kuat bagi generasi muda agar menjadi individu berakhlak mulia, berkualitas tinggi, dan siap menghasilkan perubahan positif dalam masyarakat dan dunia.
“Jadi bukan saja peserta KPA itu dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan tentang keislaman dan kejemaatan,” jelasnya.
“Tetapi kita juga berusaha untuk memberikan pemahaman bahwa mereka ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar itu harus mengedepankan toleransi, terutama dalam bergaul di kehidupan sehari-hari,” pungkas Agus Sifti.