Dr. Didin Nurul Rosidin melakukan penelitian Relasi Ahmadiyah dan Konflik sosial di Manislor, pasca keluarnya SKB/2008 yang membatasi kegiatan dan penyebaran ajaran Ahmadiyah. Pria asli Kuningan itu, memaparkan hasil penelitian dalam diskusi Pengenalan Ahmadiyah di Kampus IAIN Syekh Nurjati (30/4/19), diantaranya.
1. Perlakuan berbeda yang dialami oleh Ormas Islam berskala internasional. Ahmadiyah dan Syiah dinyatakan sesat. Yang membedakan, Ahmadiyah dibatasi bahkan dilarang oleh Pemerintah Pusat/Daerah selanjutnya mendapat perlakuan dipersekusi. Tetapi Syiah tidak mendapat perlakuan seperti itu. HTI dibubarkan oleh Pemerintah Pusat, tapi tidak dipersekusi malah dilindungi oleh beberapa tokoh Islam. Benderanya juga masih bisa berkibar.
2. Ahmadiyah bisa diterima oleh Masyarakat Manislor, secara teori sosiologi itu dinamakan Adesi, yaitu ada keyakinan yang sama antara Masyarakat Manislor sebelum jadi Ahmadi, yaitu kedatangan Imam Mahdi. Kepercayaan ini cocok dengan ajaran Kemahdian Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah.
Selanjutnya, anggota Pembinaan Ahmadiyah yang dibentuk Gubernur Jabar paska dikeluarkan Pergub/2011, memaparkan, Konflik yang terjadi kemudian tidak melulu karena Agama. Faktor persaingan ekonomi, politik lokal (pemilihan Kepala daerah) juga turun mewarnai Konflik di Manislor. Salah satu Solusi yang ditawarkan oleh para tokoh Islam di Kabupaten Kuningan adalah, Ahmadiyah jadi agama tersendiri di luar Islam, maka masalah akan selesai.
Menanggapi pernyataan itu, Pak Ekky menyatakan bahwa persoalannya tidak semudah itu. Pertama, apa landasan Teologi yang menyatakan Ahmadiyah itu bukan Islam. Faktanya, Syahadat orang Ahmadi itu sama menyatakan Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasul Allah. Kedua, apakah ormas Islam, tokoh Islam atau pihak lain punya hak untuk menyatakan bahwa seseorang itu Islam atau bukan Islam ? Tentang definisi Islam, mari merujuk pada sabda Rasulullah saw; Barang siapa yang sholat seperti sholat-ku, menghadap ke kiblat-ku, menyembelih hewan dan memakan sebagaimana yang aku lakukan, maka dia adalah Muslim.
Seandainya Ahmadiyah dinyatakan sebagai Agama baru di luar Islam, justru akan membawa efek lain yang berujung pada Konflik sosial yang lebih parah, seperti yang terjadi sampai saat ini di Pakistan. Mendengar penjelasan ini, Dr. Didin tampak menganggukkan kepalanya. Para audiens pun tampak menyimak serta memberikan tepuk tangan. (MM)