MAKASSAR – Jamaah Islam Ahmadiyah Makassar bekerjasama dengan Gusdurian menggelar seminar bertajuk Seminar Nasional Kebangsaan yang dihelat di Training Center Universitas Islam Negeri Sultan Auludin Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (1/12).
Seminar Nasional Kebangsaan ini dihadiri oleh delapan narasumber yang mewakili beberapa agama dan aliran kepercayaan. Di antaranya adalah Mln. Zafrullah Ahmad Pontoh (Jamaah Islam Ahmadiyah), Zuhairi Misrawi (Tokoh Muda NU), DR. Barsihannor (Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Alauddin), Ir. Yonggris, MM, (Ketua Walubi Sulawesi Selatan), I Made Sukarta (Parasida Hindu Dharma Indonesia Sulawesi Selatan), DR. Safinuddin (Sekjen Ahlul Bait Indonesia), Cristina Joseffien Hutubessy, serta Erfan Sutono, SFt. sebagai perwakilan dari Konghucu.
Dalam seminar yang juga dihadiri Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal, para pembicara menyampaikan uraiannya masing masing dengan tema Merajut Keutuhan NKRI Menuju Indonesia yang Damai Dalam Perspektif Agama, Sosial dan Hukum.
Sebanyak 350 peserta hadir dalam seminar nasional kebangsaan ini. Ratusan peserta tersebut terdiri dari 27 lembaga lintas agama yang ada di Sulawesi Selatan. Sementara itu Jemaat Islam Ahmadiyah Makassar mengirimkan sebanyak 30 orang dalam seminar ini, di mana beberapa diantaranya menjadi panitia.
Suaib Amin Prawono selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa sepanjang ia mengikuti seminar, ini adalah kali pertama ia mendapati seminar yang menyedot banyak perhatian dari berbagai pihak, khususnya lembaga lintas agama. Hal senada diungkapkan Zuhairi Misrawi. Pria yang pernah menjabat Koordinator Kajian dan Penelitian LAKPESDAM NU mengaku terkejut dengan banyaknya peserta yang hadir dalam seminar yang bertujuan untuk menciptakan suasana damai antar umat beragama di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.
Dihubungi via telepon, kepada Warta Ahmadiyah Mln. Saifullah mengungkapkan bahwa dalam Seminar Nasional Kebangsaan ini Mln. Zafrullah Ahmad Pontoh selaku perwakilan dari Jamaah Islam Ahmadiyah menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi yang berlandaskan pada Al-Qur’an. Mln. Saifullah menambahkan bahwa seminar ini dapat merubah paradigma masyarakat tentang perbedaan berkeyakinan.
“Kita harapkan hasil seminar ini salah satunya dapat membuat situasi di Makassaar lebih kondusif,” pungkasnya.
Reporter: Saefullah Faruq Ahmad; editor: Talhah Lukman Ahmad