Tangerang, Warta Ahmadiyah – Ketua Umum Bank Mata Indonesia (BMI), Prof Tjahjono D. Gondhowiardjo memberikan penghargaan kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Penghargaan diberikan atas kontribusi Jemaat Ahmadiyah Indonesia sebagai pendonor kornea terbanyak di Indonesia.
Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis dalam acara Ijtima Ansharullah Indonesia 2025, yang dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai daerah.
Baca juga: Danramil Kunjungi Jemaat Ahmadiyah Bogor, Pererat Sinergi dan Kebersamaan
Dalam pemaparannya, Prof. Tjahjono menjelaskan bahwa kerja sama antara Bank Mata Indonesia dan Komite Donor Mata Indonesia (KDMI) yang dimulai sejak 2008 telah menghasilkan kemajuan besar.
“Sebelum 2016, kami hanya menerima sekitar 20 sampai 30 donor kornea per tahun. Tapi sejak 2016, jumlahnya melonjak hingga lebih dari 1.200 donor pada 2025,” ungkapnya.
Peningkatan itu tidak lepas dari kontribusi komunitas Ahmadiyah di Kuningan, Tasikmalaya, dan Tangerang, yang secara konsisten menjadi bagian terbesar dari pendonor aktif.
Baca juga: Sinergi untuk Kemanusiaan, MKAI Depok Kolaborasi dengan Pemuda Gereja dan Sahabat Inklusif
“Kami sampaikan terima kasih kepada Jemaat Ahmadiyah. Tanpa dukungan mereka, Bank Mata Indonesia tidak akan berkembang sejauh ini,” ujarnya.
Prof. Tjahjono menambahkan, kegiatan donor kornea bukan sekadar tindakan medis, tetapi juga gerakan sosial yang menyentuh aspek kemanusiaan.
“Kebutaan bukan hanya persoalan individu, tapi juga berdampak sosial. Setidaknya dua anggota keluarga akan terdampak karena harus merawat. Maka setiap kornea yang didonorkan berarti mengembalikan produktivitas satu keluarga,” tegasnya.
Baca juga: Lajnah Imaillah Tanjung Medan Pererat Kebersamaan Ibu dan Anak Perempuan Lewat Mancing Ikan
Penghargaan ini tidak hanya diberikan kepada para pendonor yang masih hidup, tetapi juga kepada mereka yang telah wafat.
Nantinya akan dipasang keramik atau nisan penanda di makam para pendonor sebagai bentuk penghormatan dan edukasi publik bahwa almarhum telah mendonorkan korneanya untuk sesama.
Selain itu, Prof. Tjahjono juga menyoroti perubahan dalam metode pengambilan kornea yang kini lebih menghormati martabat donor.
“Kalau dulu yang diambil seluruh bola mata, sekarang hanya korneanya saja, jadi wajah jenazah tetap terhormat,” tuturnya. *
Kontributor: Shahnaz Sabahunnur Kautsar
Editor: Talhah Lukman A