Tasikmalaya- Bencana alam kembali menyelimuti duka bagi warga Kampung Ciomas, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Terjadi longsor hebat pada Minggu 20 Juni 2025 yang mengakibatkan dua warga setempat, yakni Amin dan Acu, dinyatakan hilang tertimbun material longsoran.
Selama sepekan penuh, upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan relawan warga setempat.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Jatim Bersilaturahmi ke Pesantren Tebuireng dan Komunitas Gusdurian Jombang
Namun hingga seminggu pencarian kedua korban belum juga ditemukan akhirnya pencarian resmi dihentikan.
Kejadian ini tentunya meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat sekitar Ciomas terutama Desa Tenjowaringin.
Dalam suasana duka ini, semangat kebersamaan dan kepedulian muncul dari berbagai pihak, salah satunya dari Jemaat Ahmadiyah Tenjowaringin.
Baca juga: KPA Jemaat Ahmadiyah Ciamis Raya Alami Peningkatan Peserta Dibanding Tahun Sebelumnya
Sejumlah warga Ahmadiyah Tenjowaringin secara aktif turut serta menjadi relawan dalam proses pencarian korban selama tujuh hari, secara bergantian.
Tidak hanya tenaga, mereka juga memberikan bantuan berupa natura untuk para relawan yang bekerja di posko penanggulangan bencana, serta tidak hanya itu.
Jemaat Ahmadiyah Tenjowaringin memberikan sejumlah dana santunan sebagai bentuk solidaritas kepada keluarga korban.
Baca juga: Bakti Sosial Jemaat Ahmadiyah Kupang Bantu Warga Nikmati Cek Kesehatan Gratis
Kontribusi jemaat tidak berhenti di situ. Anggota Lajnah Imaillah, Ansharullah, dan Khuddamul Ahmadiyah juga turun langsung menjadi relawan di dapur umum.
Berkolaborasi membantu menyiapkan makanan bagi tim penyelamat dan warga terdampak.
Ketua Jemaat Ahmadiyah Citeguh, Muslih Ahmad, menyampaikan bahwa warga jemaat terlibat aktif dalam pencarian korban,.
Termasuk menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji lebih dari 300 bungkus per hari, memberikan sembako, serta santunan untuk keluarga terdampak.
Keterlibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk Jemaat Ahmadiyah Tenjowaringin, menjadi bukti bahwa di tengah musibah, rasa kemanusiaan dan kebersamaan masih menjadi kekuatan utama untuk bangkit.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, namun solidaritas dan kepedulian antarsesama adalah harapan yang tidak pernah tertimbun. *
Kontributor: Nida Najmatusyifa
Editor: Talhah Lukman A