Pastor Raynaldo Getalado, Uskup Katolik Tuvalu menyatakan bahwa Jamaah Muslim Ahmadiyah merupakan representasi sejati ajaran Islam yang damai. Meskipun dipersekusi oleh umat Islam lainnya, Ahmadiyah telah menampilkan ketabahan yang luar biasa dan menjawab semua perlawanan dengan cara-cara damai. Makna perdamaian dalam Islam benar-benar dipahami oleh Ahmadi di seluruh dunia. Filosofi ajaran Islam yang damai, cinta dan pengabdian kepada Allah telah dilaksanakan dengan baik oleh semua penganut Ahmadiyah. Uskup Katolik Tuvalu memberikan kesaksiannya tentang peran Jamaah Muslim Ahmadiyah di hadapan lebih dari 20 penganut Ahmadiyah di Masjid Muslim Ahmadiyah Tuvalu. Jemaat Muslim Ahmadiyah Tuvalu mengundangnya untuk menghadiri perayaan hari masih mau’ud ke-126 di Tuvalu. Meskipun perayaan ini dimajukan penyelenggaraannya yang seharusnya jatuh pada 23 Maret 2015 tetapi ini tidak mengurangi arti dan hikmatnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa apa yang ia pelajari tentang Ahmadiyah adalah keunikan karakter dari jamaah ini yang sama sekali berbeda dengan Sunni dan Syiah. Karakter yang damai begitu dominan pada setiap Ahmadi. Dia tidak pernah mendengar seorang Ahmadi melawan balik setelah dianiaya. Sebaliknya mereka yang disebut ekstremis terus mengganggu dan menganiaya Ahmadiyah. Namun para Ahmadi tetap sabar dan tabah. begitulah penganut Ahmadiyah menanggapi segala penganiayaan dan penentangan.
Selain itu, ia memberikan semangat Ahmadiyah di Tuvalu dengan pernyataan yang kuat bahwa penganiayaan tidak asing bagi orang Kristen berdasarkan sejarah Katolik. Mereka telah mengalami penganiayaan brutal selama lebih dari 300 tahun. Kami memiliki sejarah yang sama juga, katanya. Sekarang Jamaah Muslim Ahmadiyah merayakan ulang tahun ke-126 dan sebagaimana Imam Muhammad Idris telah menjelaskan dalam sambutan sebelumnya bahwa alih-alih menurun, Jamaah Muslim Ahmadiyah telah menunjukkan kemajuan yang pesat. Ahmadiyah telah tersebar di lebih dari 200 negara dengan lebih dari 50 juta penganut. Hal ini adalah sesuatu yang semua warga Ahmadiyah harus syukuri.
Perayaan Hari Masih Mau’ud ke-126 diselenggarakan dengan sukses oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu. Sebelum pernyataan yang diberikan oleh Uskup Katolik Tuvalu, Presiden Nasional dan Misionaris Jemaat Ahamdiyah Tuvalu , Imam Muhammad Idris telah menyampaikan pidatonya tentang latar belakang dan sejarah hari Masih Mau’ud. Dia mengatakan bahwa penentangan bukanlah sesuatu yang baru di Jamaah Muslim Ahmadiyah. Ketika Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mendirikan Jamaat-nya pada 23 Maret 1889 dengan hanya 40 orang yang menerimanya, penentangan sudah mulai. Mereka mencoba membubarkan Jamaat Allah sejak Muslim Ahmadiyah hanyalah komunitas yang sangat kecil tapi mereka telah gagal melakukannya. Sekarang usaha apa yang akan mereka lakukan untuk membubarkan komunitas ini sementara Muslim Ahmadiyah sudah menyebar ke 200 negara dengan lebih dari 80 juta Ahmadi di seluruh dunia. Ini adalah bukti sederhana bahwa Allah Yang Maha Kuasa bersama jamaah ini.
Acara dilanjutkan dengan perlombaan Azan dan sya’ir. Uskup Katolik Tuvalu diminta untuk menjadi juri kehormatan pada perlombaan tersebut. Ternyata, pemenang lomba Azan adalah Filemu sahib, salah satu yang baru bai’at. Dia baru saja bai’at dua minggu sebelumnya, tapi ia mampu memenangkan perlombaan Azan. Acara terakhir makan siang dan perayaan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Imam Masjid Tuvalu.