Jakarta– Yendra Budiana, Sekretaris Pers & Ketua Media Center Nasional Ahmadiyah Indonesia (JAI), mengajak anak muda jadi pelopor, guna mendorong kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.
Pidatonya disampaikan dalam Peluncuran Film Pendek dan Refleksi Akhir Tahun yang diadakan oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) pada Kamis, 28 Desember 2023.
Yendra bersama dengan tokoh dari berbagai komunitas seperti Komunitas Penghayat/Masyarakat Adat, Sematha, Kelompok Disabilitas, Pengungsi di Papua, Perempuan dan Anak, serta KBB di Sekolah, membahas gambaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia sepanjang tahun 2023.
Menurut Yendra, bahaya politisasi identitas agama, suku, dan ras yang dapat mengancam rasa persatuan bangsa.
Ia menegaskan perlunya pemerintah memberikan prioritas pada kehidupan berbangsa dan bernegara yang toleran, ramah terhadap budaya, serta memiliki komitmen kuat terhadap kebangsaan.
“Moderasi beragama hanya akan menjadi sebuah retorika belaka jika pemerintah tidak konsisten dalam menjalankannya, mulai dari tingkat pusat hingga daerah dengan dukungan yang mantap dari aparat dan birokrat,” tegas Budiana.
Selain itu, Yendra memaparkan pentingnya peraturan yang mempermudah mendirikan tempat ibadah, mengadakan kegiatan keagamaan, dan menjaga kebebasan berekspresi, yang sejalan dengan UUD 1945.
Dia menekankan bahwa tanpa kesetaraan hak, sulit untuk membangun persatuan yang kokoh di dalam masyarakat.
Melalui upaya membumikan isu kebebasan beragama, berkeyakinan, dan kesetaraan hak melalui sosial media dan interaksi antargenerasi.
Yendra optimistis bahwa masyarakat dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
“Mendorong kesadaran pada setiap kelompok masyarakat tentang pentingnya kesetaraan dan kerjasama adalah tugas bersama kita,” tambahnya.