Bandung– Lajnah Imaillah Bandung Raya terlibat dalam kegiatan Pengenalan Islam Damai untuk Forum Kajian Keagamaan Jawa Barat Sesi II, dengan tema “Pemetaan Konflik Keagamaan di Jawa Barat dan Diseminasi Pengetahuan Mediasi”.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Fatayat NU Jawa Barat dengan INFID (International NGO Forum on Indonesian Development) digelar pada Selasa, 10 November 2023.
Peserta yang diundang berasal dari dua puluh lembaga, diantaranya Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah, Pemudi Katolik Bandung, Wanita Hindu Dharma Indonesia Kota Bandung, HWDI Kota Bandung, Perempuan Muda Baha’i dan Peace Generation juga media seperti Pikiran Rakyat.
Pada sesi pertama, seluruh peserta dibagi kedalam tiga kelompok. Tiap kelompok melaksanakan FGD mengenai konflik keagamaan yang terjadi di Jawa Barat dan bagaimana prosedur mengatasi persoalan tersebut.
Perwakilan dari Lajnah Imaillah Saira Basir, mendapat kesempatan mengutarakan pendapat.
Ia bercerita mengenai beberapa tahun yang lalu, terjadi penyegelan masjid di Manislor, tetapi kondisi sekarang sudah jauh berbeda dan kondusif dikarenakan Ahmadiyah Manislor sudah melakukan pendekatan dengan berbagai pihak baik tokoh agama mau pun pemerintahan.
Ahmadiyah kata Saira Basir merupakan Islam dan pengikut ajaran Nabi Muhammad Saw, menerapkan prinsip habluminallah dan habluminannas.
“Dalam hal habluminannas, Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi kemanusiaan dengan cara melakukan kegiatan sosial seperti donor darah dan donor mata,” katanya.
Hal ini menjadikan Manislor sebagai Kampung Donor Darah dan Donor Mata. Pendekatan dengan berbagai pihak dan melakukan kegiatan sosial merupakan solusi Ahmadiyah Manislor mengatasi konflik keagamaan.
Kesimpulan dari sesi ini, konflik agama yang terjadi di Jawa Barat begitu kompleks dan beragam.
Konflik yang telah terjadi berupa konflik antar golongan dalam suatu agama (intra religius), konflik antar agama yang berbeda (inter religius), dan konflik agama yang dicampurtangani negara (ekstra religius).
Sesi kedua, pemaparan materi Pendekatan Pengelolaan Konflik Keagamaan dengan Metode Mediasi yang disampaikan oleh Dr. Neng Hannah, M.Ag, Hanipah Apriliani, S.Ag, dan Yeni Ernita Kusuma Wardani, ST. Dilanjutkan dengan simulasi skill mediasi yang dilakukan oleh seluruh peserta.
Melalui kegiatan ini, diharapkan menjadi solusi untuk menyelesaikan berbagai konflik agama, sebab penyelesaian konflik agama yang efektif seringkali dihambat oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan mediasi dari para pemangku kepentingan.