Jakarta- Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, menjadi bintang tamu dalam acara Real Talk with Uni Lubis di IDN Times dengan tema “Mengulik jalan terjal Jamaah Ahmadiyah di Indonesia”.
Dalam wawancara yang berlangsung selama satu jam, Maulana Mirajuddin Syahid berbicara dengan jujur dan terbuka tentang sejarah serta perkembangan Ahmadiyah di Indonesia.
Acara tersebut ditayangkan secara live streaming melalui kanal YouTube IDN Times, memungkinkan penonton dari seluruh Indonesia untuk mengikuti
Ia menyoroti betapa pentingnya memberikan gambaran yang akurat mengenai perjalanan Ahmadiyah dari masa lalu hingga sekarang.
“Wawancara ini cukup baik ya mengenai bagaimana (membahas sejarah dan perkembangan) Ahmadiyah dari awal sampai sekarang dengan singkat,” kata Amir Nasional pada Warta Ahmadiyah.
Ia juga menyambut baik pertanyaan-pertanyaan dari Uni Lubis, yang membantu memperjelas sejarah serta perkembangan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia.
Salah satu tujuan utama wawancara tersebut adalah untuk mensosialisasikan Ahmadiyah kepada masyarakat luas Indonesia.
Menurut Maulana Mirajuddin Syahid, pengetahuan tentang Ahmadiyah masih terbatas, dan sebagian besar masyarakat hanya tahu versi yang salah atau tidak akurat.
Dengan berbicara dalam media ini, ia berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Ahmadiyah dan menghilangkan kesalahpahaman yang ada.
“Ini merupakan satu sosialisasi yang kita juga salah satunya amanat dari tim peneliti Ahmadiyah dulu, zaman Pak Lukman ya menteri agama, masyarakat itu hanya 1% yang tahu aslinya Ahmadiyah, yang 99% itu dia (tidak) tahu Ahmadiyah yang sebenarnya,” ungkap Amir Nasional.
“Nah inilah barangkali sosialisasi ini yang harus kita lakukan terus-menerus melalui berbagai media salah satunya,” lanjutnya.
Editor in Chief IDN Times Uni Lubis, mengundang Amir Nasional bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai peristiwa, isu, dan fenomena Ahmadiyah.
Ia menekankan pentingnya verifikasi dan klarifikasi informasi dalam jurnalistik, terutama dalam menghadapi arus informasi yang semakin pesat di era media sosial dan kehadiran banyak media online.
Dalam konteks Ahmadiyah, Uni Lubis menegaskan bahwa sudah banyak publikasi ilmiah yang menjelaskan Ahmadiyah.
Oleh karena itu, ia mengajak para penonton untuk mencari informasi yang lengkap dan mendalam sebelum membuat penilaian.
“Nah itu menjadi prinsip penting bagi kami di IDN Times untuk, kalau verifikasi itu mungkin kayak tabayyun ya, bertanya langsung,” kata Uni Lubis.
Uni Lubis juga menegaskan prinsip “diversity is beautiful” yang menjadi bagian dari IDN Times, yang menghargai keberagaman dan tidak ingin terlibat dalam upaya menyesatkan atau memusuhkan.
Ia berkomitmen untuk menyajikan jurnalisme yang bertanggung jawab dan objektif, mendukung pemahaman yang akurat dan menghargai keragaman di masyarakat.
“Saya kan, saya dan IDN Times sama, punya prinsip diversity is beautiful, ya, menghargai keberagaman,” pungkas Uni Lubis.