PADA tanggal 15 Oktober 2013 Jemaat Muslim Ahmadiyah Kampung Anam mendapat kunjungan Bapak Gubernur Kalimantan Barat untuk menyerahkan sumbangan satu ekor sapi dalam rangka hari raya Idul Adha. Selain Bapak Gubernur, juga turut hadir istri bapak gubernur, kepala Bapedda Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Wakil Bupati Kab. Landak, Bapak Ketua DPRD Kab. Landak, Bapak Camat Sompak dan seluruh kepala desa se Kecamatan Sompak, serta tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Sompak.
Bermula dari keikutsertaan Mln. Nayyar Ahmad, Mubaligh Ahmadiyah yang bertugas di Kampung Anam dalam kepanitiaan perayaan HUT kemerdekaan RI tahun 2013, yang pada akhirnya membuat beliau menjadi akrab dengan Bapak Yohanes, SE sebagai Camat kecamatan Sompak, sehingga Mln Nayyar Ahmad sering dilibatkan dalam kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Karena kedekatan itulah, ketika bapak Gubernur Kalimantan Barat bertanya kepada bapak camat Sompak tentang apakah ada kampung muslim di wilayah kecamatan Sompak, bapak camat menjawab bahwa ada sebuah kampung yang bernama Kampung Anam yang sebagian besar penduduk kampung itu adalah Muslim. Saat itu juga bapak gubernur menyatakan bahwa beliau akan menyumbang satu ekor sapi untuk masyarakat kampung Anam dalam rangka merayakan hari raya Idul Adha.
Ketika bapak camat sompak memberitahukan kepada Mln. Nayyar Ahmad melalui telpon bahwa Bapak Gubernur akan menyumbang satu ekor sapi untuk Kampung Anam, Mln. Nayyar Ahmad tidak percaya dan bertanya berulang-ulang kepada Bapak camat apakah berita itu benar atau tidak. Bahkan yang membuat beliau lebih tidak percaya lagi adalah bahwa bapak Gubernur akan langsung menyerahkan sapi tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Ternyata berita itu bukan ispan jempol belaka. Minggu 13 oktober diantarkan satu ekor sapi ke kampung Anam. Walaupun sapi sudah diantar, namun beliau dan anggota jemaat Kampung Anam masih belum yakin kalau bapak gubernur akan datang langsung pada hari selasa tanggal 15 oktober untuk menyerahkan sapi tersebut.
Ternyata keraguan itu terjawab juga, sekitar pukul 09.00 Wib, datanglah bapak Gubernur bersama rombongan ke kampung anam. Semua keraguan Mln. Nayyar dan masyarakat kampung anam terjawab sudah. Ketika pak gubernur melihat kursi di depan yang sudah disediakan pihak protokoler gubenur dan camat, hanya ada 5 kursi saja dan tidak disediakan untuk “pak Ustad” maka pak gubenur meminta agar Pak Ustad Juga duduk di depan. Tidak lama berselang acara dimulai dengan pembacaan susunan acara oleh protokol, dilanjutkan sambutan dan laporan Mln. Nayyar Ahmad sebagai ketua panitia, setelah itu sambutan dari Bapak Wakil Bupati Kab. Landak, dan sampai ke acara puncak yakni sambutan dan penyerahan sumbangan sapi oleh Bapak Gubernur Kalimantan barat. Terakhir acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Mln. Yosnefil Muzaffar Ahmad.
Yang membuat acara cukup istimewa adalah karena bapak gubernur memilih Kampung Anam diantara 4 lokasi yang beliau beri sumbangan masing-masing satu ekor sapi, dan alasan Bapak Gubernur memilih Kampung Anam adalah karena sebuah kampung terpencil, sulit di jangkau dan kelompok minoritas. Dan beliau juga menolak ajakan seorang konglomerat Kalimantan Barat bertepatan dengan acara beliau di Kampung Anam.
Berikut sebagian kutipan sambutan bapak gubernur, Drs. Cornelis, MH ;
“Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karna kita masih diberikan kesehatan jasmani dan rohani yang baik, sehingga pada pagi hati ini kita dapat berkumpul disini khususnya bagi umat islam karena hari ini adalah hari raya setelah idul fitri muncul idul adha, bagi yang mau naik haji, ya langsung naik haji ini. Mungkin bapak ibu dan saudara-saudara bertanya-tanya kenapa gubernur datang ke sini hanya menyerahkan satu ekor sapi. Kok sampai gubernur? Gubernur hanya mampunya seko’, kalau mampu sepuluh ya sepuluh. Tapi karna kita hanya mampu satu, ya satu lah. Satu saya serahkan nun di Sanggau di salah satu desa juga, terpencil tapi dekat kota saya suruh wakil bupati nyerahkannya. Satu di Sungai Ambawang saya suruh ustad nyerahkannya, ustad Hasbullah. Satu lagi di Kubu, saya suruh Musa Muslimin nyerahkannya. Nah yang di sini saya nyerahkanya. Sebenarnya saya mau diangkut, saya sebenarnya pagi hari ini mau diangkut pakai helikopter dibawa ke sukadana sana bersama dengan orang kaya. Tetapi saya memilih ke sini, kenapa saya memilih ke sini? Saya memilih daerah terpencil, daerah sulit, kelompok minoritas dan dikejar-kejar FPI. Tugas daripada negara adalah melindungi seluruh tumpah darah indonesia, dan seluruh rakyat indonesia termasuk yang aliran Ahmadiyah ini. Nah jadi tidak ada kita pilih itu pilih ini, jadi tugasnya menjaga rakyat nya termasuk polisi, tentara, camat, kepala desa, dusun. Ini tadi namanya kampung, kampung anam. Anam ada tujuh, tujuh ada lapan, lapan ada sembilan, sampai triliunan, sampai ga bisa terhitung. Jadi masih ada kelanjutan-kelanjutannya. Nah oleh karena itulah saya berupaya datang disini untuk menyerahkan hewan kurban”……”Saya pesan pada kalian semua agar rukun, agar hidupnya damai bersama-sama dengan masyarakat sekitar. Jangan karena perbedaan agama ada perbedaan kelas.”…..” mari kita berbuat baik, sesama kita, terhadap negara juga demikian. Kita harus tunduk pada negara, negara ini ada penyelenggaranya, yang disebut penyelenggaranya itu adalah pemerintah, pemerintah itu adalah penyelenggara negara agar ada yang mengatur, kalau tidak ada yang mengatur, kacau dunia ini. Jadi kebersamaan, semangat kekeluargaan, tidak ada perbedaan kelas, tidak ada perbedaa kasta, ya itu harus tetap kita pertahankan”
Setelah sambutan yang disampaikan oleh Gubernur, dilanjutkan dengan penyerahan satu ekor sapi oleh bapak gubernur didampingi bapak wakil bupati Kab. Landak, dan Bapak Ketua DPRD Kab. Landak kepada Bapak Mln. Nayyar Ahmad, yang sehari harinya dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Pak Ustad. Setelah serah terima satu ekor sapi acara ditup dengan doa bersama.
Setelah acara selesai bapak gubernur beserta rombongan juga menyempatkan diri untuk menyaksikan pemotongan sapi yang dilaksanakan oleh panitia yang sudah dibentuk
Dalam obrolan dengan bapak gubernur, ketika ditanya apakah sebelumnnya beliau sudah mengetahui kalau di kampung Anam adalah anggota Ahmadiyah, beliau menjawab bahwa beliau sudah mengetahui dan memang sengaja datang langsung ke kampung anam. Dan beliau ingin membuktikan bahwa kewajiban pemerintah untuk melindungi semua
masyarakat.