Semarang – Perwakilan Jemaat Ahmadiyah Jawa Tengah memenuhi undangan peresmian Candi Sanghamula Dhatumandira dan Perayaan HUT Ke-46 Sangha Theravada Indonesia (STI) dengan tema “46 Tahun Menghayati dan Mengabdi Dhammavinaya”, Minggu (23/10).
Perwakilan Ahmadiyah yang hadir adalah Mubalig Daerah Jawa Tengah, Maulana Saefullah Ahmad Farouk, dan Mubalig Kebumen, Maulana Zafar Ahmad Khudori.
“Saya mengucapkan selamat untuk 46 tahun Sangha Theravada Indonesia dan diresmikannya Candi Dhatumandira di kompleks Vihara Tanah Putih Semarang. Terima kasih kepada Bhante Cattamano Mahathera (Bhikkhu Vihara Tanah Putih) yang telah mengirimkan undangannya kepada saya. Dan terima kasih juga untuk Bhikkhu Dhammasubho Mahathera yang melalui beliau, saya menjadi teman Bhante Cattamano,” ujar Maulana Khudori saat dihubungi Warta Ahmadiyah, Senin (24/10).
Ia teringat pesan Bhikkhu Dhammasubho Mahathera yang disampaikan kepadanya pada tahun 1996, “Persahabatan lewat agama, jalan menuju Alam Surga.”
Acara tersebut juga dihadiri oleh para tokoh dan tamu undangan. Diantaranya Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI beserta jajaran, Pimpinan Pusat Keluarga Buddhis Theravada Indonesia, Ketua Umum Permabudhi Provinsi Jawa Tengah, FKUB dan sejumlah tokoh Lintas Iman lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Buddha Canti yang juga Ketua Pembangunan Candi Sanghamula, Bhikkhu Cattamano Mahathera, bercerita bahwa candi yang dibangun tersebut merupakan sebuah monumen bersejarah di mana Vihara Tanah Putih menjadi saksi lahirnya Sangha Theravada Indonesia sejak 46 tahun yang lalu.
“Di samping itu, candi ini juga dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap para tokoh pendiri Sangha Theravada Indonesia,” ungkap Bikkhu, seperti dikutip akun instagram @medkomsti.
Selanjutnya, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI berkali-kali mengucapkan rasa syukur dan bahagia atas kehadiran STI dalam pembinaan dan pelayanan umat Buddha. Ia menilai, kehadiran Sangha merupakan hal mutlak yang diperlukan untuk meneruskan dan melestarikan Buddhadharma.
Perwakilan Menteri Agama itu berharap agar STI terus melanjutkan kegiatan pembinaannya terhadap umat Buddha.
“Semoga tiada henti dan tiada lelah untuk terus memberikan pembinaan dan pelayanan kepada umat Buddha Indonesia. Kiranya kita semua memerlukan kehadiran Sangha dalam kehidupan kita, khususnya dalam kewajiban kita sebagai umat Buddha,” pungkasnya.
Diketahui, dalam umat Buddha Sangha merupakan sebuah persamuan atau persaudaraan para Bhikkhu. Sangha Theravada Indonesia (STI) sendiri mulai dibentuk pada 23 Oktober 1976, oleh 5 orang Bhikkhu, yaitu Bhikkhu Aggabalo, Bhikkhu Khemasarano, Bhikkhu Sudhammo, Bhikkhu Khemiyo dan Bhikkhu Nanavutto.
Adapun lokasinya bertempat di Vihara Maha Dhammaloka atau sekarang dinamakan Vihara Tanah Putih, Semarang Jawa Tengah. Untuk kepemimpinannya, STI ditangani oleh Dewan Pimpinan Sangha (Karaka Sangha Sabha).