MANOKWARI – Lamek Dowansiba, namanya. Bila tidak ada nama marga di belakangnya, yang dikenal hanya nama Lamek. Ya, itu adalah nama Alkitab. Di Papua ini, anak-anak biasa diberi nama dari Alkitab. Dalam bahasa Ibrani, Lamek artinya adalah penuh kekuatan, kuat, perkasa. Begitu juga dengan Lamek Dowansiba.
Dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) seminggu lalu, Lamek diganjar dengan penghargaan sebagai Pegiat Literasi Teladan Tingkat Provinsi Papua Barat. Ini tidak mengherankan, sebab alumnus D-3 Pariwisata itu telah banyak melakukan kerja-kerja literasi, bukan saja di Manokwari tetapi juga menembus ke Bintuni serta Kabupaten lainnya di Papua Barat.
“Saya tergerak di bidang literasi karena melihat banyak anak-anak kecil di Papua ini belum bisa baca-tulis-hitung (calistung). Padahal ini modal awal untuk masuk dalam literasi terapan. Bila ini tidak ditangani, Papua akan tetap seperti ini saja, tidak ada kemajuan berarti,” kata tokoh pemuda asal suku Sough di Pegunungan Arfak (Pegaf) tersebut.
Selasa (16/2) pagi, Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua Barat itu sengaja berkunjung ke rumah misi Mubalig Daerah Papua Barat. “Saya ingin belajar banyak dari Abang. Sudah lama saya janji akan datang, tetapi baru sekarang bisa kesini,” sesal Lamek yang juga merupakan Wakil Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Papua Barat.
Hingga saat ini, Lamek telah berkiprah dalam bidang literasi melalui Komunitas Suka Membaca (KSM) Manokwari sejak tujuh tahun yang lalu. Kini dia menggantikan David Pasaribu sebagai nahkoda wadah literasi yang memiliki sekretariat di Bumi Marina itu. KSM Manokwari telah membangun dan mendirikan rumah baca sebanyak 21 buah tersebar di Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, Tambraw hingga Sorong.
“Saya gembira bisa jumpa Abang. Kedepannya kita akan agendakan untuk Abang memberikan semangat dan motivasi kepada para pegiat literasi di Manokwari. Semoga mereka yang sudah merasa letih dan jenuh, bisa segar kembali,” ungkapnya.
Pemilik Rumah Baca yang selalu diberi nama Tuh Tebej (bahasa suku Sough, artinya “Bintang”) juga menyampaikan rasa kegembiraannya atas momen pertemuan tersebut.
“Saya gembira bisa jumpa Abang. Saya tidak mengira, ternyata Abang adalah sosok multitalenta. Ini bisa terlihat dari buku bacaan yang ada di perpustakaan ini. Koleksi Abang tentang Papua juga lumayan komplit. Ada buku-buku langka yang saya sendiri tidak punya,” kata Lamek sambil melihat-lihat Alkitab aneka bahasa dan buku-buku lainnya.
Perbincangan selama satu jam setengah itu diakhiri dengan foto bersama. Lamek berjanji, Sabtu depan akan mengundang Mubalig Daerah Papua Barat ke Rumah Baca “Tuh Tebej” di Kampung Masiepi, belakang Kantor Gubernur Papua Barat untuk mengisi Focus Group Discussion (FGD).
“Saya akan ajak teman-teman lainnya juga agar bisa main ke rumah Abang. Semakin banyak yang kenal Abang, semakin banyak yang akan mendapat manfaat positif,” pungkasnya sebelum bergegas pulang.
Disusun oleh: Maulana Rakeeman R.A.M. Jumaan